Dari coretan tersebut kita bisa melihat mind mapping diri kita sendiri, dan akan tiba saat ooh ternyata aku orang yang seperti ini, kenapa aku suka atau tidak suka ini oo ternyata begini, dari situlah akan tergambar jelas seperti apa pribadi diri kita sendiri.Â
Jangan hanya bisa mengoreksi mencari keburukan orang lain namun kita juga mesti pandai memahami diri sendiri menutupi keburukan kita dengan kebaikan kebaikan yang suatu saat bisa jadi keburukan tersebut hilang kandas tergerus oleh kebaikan kebaikan yang kita lakukan secara konsisten.
3. Tanyakan pada diri sendiri "Apa yang sudah aku perbuat selama ini?"
Katakanlah usiamu saat ini adalah 20 tahun, coba tanyakan pada diri sendiri selama 20 tahun sudahkan aku bekerja keras ?Â
sudahkah berbakti pada orang tua? Pantaskah sikapku terhadap teman, kerabat, maupun orang yang tak dikenal sekalipun? Seberapa sering aku jatuh? Seberapa serig orang mau menjatuhkan diriku?Â
Bagaimana aku bangkit dari keterpurukanku?Â
Kapan moment aku menemukan titik balik dalam hidup?Â
Dengan melihat kilas balik kisah hidup kita yang sederhana kita pasti banyak menemui pembelajaran, hidup jangan sekedar berlalu seperti angin sepoi sepoi siang bolong namun harus kita jadikan catatan sejarah pribadi mengenal diri sendiri, betapa kokohnya kamu saat berbagai rintangan moncoba menjatuhkan kamu, betapa bahagianya kamu ketika melihat kedua orang tua tersenyum karenamu , betapa moment merah jambu membuatmu seperti orang konyol. Semua itu rekam jejakmu untuk mengenal diri sendiri dan mencintai diri sendiri.
" Mengenal diri sendiri jauh lebih sukar daripada ingin mengetahui pribadi orang lain, sebab itu kenalilah dirimu sebelum mengenal pribadi orang lain" Oleh : Buya Hamka
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI