Mohon tunggu...
Cicilia Arlita P.D.
Cicilia Arlita P.D. Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang berlatih menulis dan mencoba terus mengeksplor mengenai banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Konflik Tidak Lagi Menjadi Masalah? Bagaimana Bisa?

9 Desember 2020   19:00 Diperbarui: 9 Desember 2020   21:42 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan pendapat dan perbedaan budaya bekerja sering kali menimbulkan konflik disebuah organisasi. Saya merupakan salah satu orang yang sering mengalami konflik semacam itu. Bagaimana tidak terjadi? Jika terdapat dua atau lebih kepala yang digabungkan untuk menyusun sebuah rencana pastinya akan mendapatkan banyak pendapat dari berbagai perspektif. Maka diperlukannya manajemen konflik yang tepat untuk menanganinya, sehingga konflik tersebut tidak semakin membesar.

Terdapat lima macam manajemen konflik yang dapat diterapkan dalam menghadapi konflik, yaitu menghindari, mengakomodasi, bersaing atau mendominasi, kolaborasi, dan berkompromi (mis., Rahim 2002, Ting Toomey, 2005). 

Kelima macam manajemen konflik tersebut digunakan sesuai dengan konflik yang dihadapi, dan bagaimana latar belakang seseorang. Namun, pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas bagaimana cara saya mengatasi konflik dalam sebuah organisasi, disaat terdapat perbedaan pendapat dan perbedaan budaya dalam bekerja.

Saya termasuk dalam kategori seseorang yang tidak suka jika mengerjakan sesuatu mendekati batas yang ditentukan. Hal tersebut dikarenakan, jika saya dalam situasi tersebut, saya merasa tidak tenang dan mengerjakan sesuatunya menjadi tidak maksimal. Maka, saya selalu menghindarinya, namun hal ini sulit dilakukan jika dilakukan dalam sebuah kelompok atau organisasi. 

Sebab tidak semua orang mempunyai budaya dalam mengerjakan pekerjaan seperti saya, terdapat orang yang suka mengerjakan mendekati batas pengumpulan karena ide baru didapatkan. Perbedaan-perbedaan itulah yang sering menyebabkan konflik antara saya dengan teman kerja saya.

Sebenarnya bagaimana kita mengatasi sebuah konflik itu tergantung bagaimana situasi dan kondisi pada saat konflik itu terjadi. Terkadang saya juga menggunakan manajemen konflik menghindari karena menurut saya tidak 'worth it' untuk saya berargumen dengan seseorang yang berkonflik. 

Namun, yang perlu diingat menurut saya, dalam menyelesaikan konflik, kita sebisa mungkin tidak terbawa emosi, karena menurut saya akan memperburuk keadaan. 

Sehingga lakukan manajemen konflik dengan hati yang tenang, sehingga masalah atau konflik dapat terselesaikan dengan lebih baik dan lebih cepat. Hal tersebut dikarenakan, tujuan dari adanya menyelesaikan konflik karena ingin mendapatkan hasil yang terbaik, khususnya konflik dalam ranah organisasi.

Ketika saya di dalam situasi terdapat perbedaan dengan salah satu atau beberapa teman dalam organisasi mengenai sebuah keputusan, saya menggunakan manajemen konflik mengakomodasi. 

Hal tersebut dikarenakan untuk mendapatkan keputusan terbaik dengan melihat pendapat dari orang lain yang juga merupakan bagian dalam organisasi tersebut. Selain itu juga tujuan kami semua sama, yaitu keberhasilan dari program kerja ataupun sesuatu yang sedang dikerjakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun