Atas dasar sumpah/janji itulah berikan reward bila kami berhasil, dan berikan kami hukuman, bila kami melakukan kesalahan. Saya tunjukkan satu, pergi ke apotek, bilang, "Saya mau ketemu dan bicara sama Apotekernya. Itu, yang namanya terpampang di dinding." Percayalah, Anda tidak akan selalu berhasil bersua dengan Si Apoteker. Namanya sih di situ, tapi orangnya mungkin sedang mencari sesuap nasi di tempat lain.
Saya Apoteker, berkali-kali saya tergoda untuk melakukan hal yang sama, 'menggadaikan' STRA dan mendapat 'tambahan' tanpa perlu hadir dan bekerja. Enak, kan? Apa yang membuat saya urung melakukannya adalah, suara hati saya berkata "Jangan". Lantas, ada hukuman untuk pelanggaran hukum macam ini? Saya belum lihat ada Apoteker yang dihukum karena hal ini, setidaknya sejauh yang saya tahu. Mana KFN? Mana IAI? STRA saya sudah selesai direvisi belum, Pak KFN? Sudah setahun nih...
Saya membuka aib Apoteker ya? Ya, saya tahu. Tapi saya hanya ingin menjadi Apoteker yang benar, yang mengabdi demi kesehatan, yang bekerja di bawah sumpah/janji.
Saya hanya ingin suatu hari nanti, ketika ada guru SD yang bertanya di kelas mengenai cita-cita, mereka sudah punya pilihan lain: Jadi Apoteker.
_Cicilia_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H