Mohon tunggu...
Cicilia Dessy
Cicilia Dessy Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

(Ternyata) Bersegeralah Menghadap-Nya

29 Juni 2015   20:37 Diperbarui: 29 Juni 2015   20:37 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bulan Puasa merupakan bulan yang ditunggu datangnya oleh banyak orang.

Bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan, dan masih banyak lagi tujuan mulia yang dapat dicapai di bulan yang suci ini.

Meskipun saya adalah orang yang tidak menjalankan ibadah puasa, namun setiap tahunnya, saya ikut aktif mengikuti berbagai macam acara berbuka puasa bersama dengan berbagai macam pihak :)

Minggu lalu adalah kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman dari Universitas Diponegoro, Semarang.

Kami berjanji untuk bertemu di salah satu pusat perbelanjaan yang cukup besar di tengah pusat perkantoran Jakarta Selatan.

Satu jam sebelum waktu berbuka puasa, saya sudah meluncur keluar dari kantor menggunakan kendaraan salah seorang teman saya.

Waktu tiba kami di pusat perbelanjaan tersebut bertepatan dengan bergemanya adzan maghrib.

Karena teman saya hendak melaksanakan ibadah sholat maghrib, saya duduk dengan manis menunggunya di depan area mushola pusat perbelanjaan tersebut.

Saat menunggu itulah, perasaan senang bercampur haru muncul dalam hati saya, yang membuat saya tidak bisa menghilangkan senyum lebar dari wajah ini.

 

Apakah gerangan penyebabnya?

Adalah keramaian dan banyaknya jumlah orang yang lalu lalang dihadapan saya, yang sedang bergegas hendak menghadap Nya lah yang menyebabkan hal itu.

Tak hanya orang tua yang tampak lalu lalang memasuki mushola.

Laki-laki, perempuan... tua, dan kebanyakan orang muda dan bahkan cukup banyak remaja.

Dengan pakaian yang beraneka ragam. Mayoritas berpenampilan yang menunjukkan kelas ekonomi menengah ke atas.

Para wanitanya mayoritas berpenampilan menarik ala pekerja kantoran.

Disitulah saya terhenyak sekaligus merasa senang dan terharu.

Saat cap yang melekat pada orang yang tinggal di kota adalah orang yang jauh dari Tuhannya, pemandangan ini memberikan perspektif berbeda yang membangkitkan semangat dan memberikan harapan.

Meskipun banyak orang mengatakan bahwa bukanlah jaminan seorang yang taat beribadah akan menjadi orang yang baik, namun dengan kepercayaan bahwa semua agama akan menuntun para pengikutnya ke arah yang lebih baik, maka mudah-mudahan bangsa ini tidak akan kehabisan bahan bakar untuk menjadi lebih baik dengan bermodalkan orang-orang yang masih mengutamakan ibadahnya.

Ternyata... di sela segala kesibukan dan gemerlapnya kota, penduduknya  masih mengutamakan ketersegeraan untuk menghadap-Nya...

 

Pasific Place, akhir Juni 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun