Adalah keramaian dan banyaknya jumlah orang yang lalu lalang dihadapan saya, yang sedang bergegas hendak menghadap Nya lah yang menyebabkan hal itu.
Tak hanya orang tua yang tampak lalu lalang memasuki mushola.
Laki-laki, perempuan... tua, dan kebanyakan orang muda dan bahkan cukup banyak remaja.
Dengan pakaian yang beraneka ragam. Mayoritas berpenampilan yang menunjukkan kelas ekonomi menengah ke atas.
Para wanitanya mayoritas berpenampilan menarik ala pekerja kantoran.
Disitulah saya terhenyak sekaligus merasa senang dan terharu.
Saat cap yang melekat pada orang yang tinggal di kota adalah orang yang jauh dari Tuhannya, pemandangan ini memberikan perspektif berbeda yang membangkitkan semangat dan memberikan harapan.
Meskipun banyak orang mengatakan bahwa bukanlah jaminan seorang yang taat beribadah akan menjadi orang yang baik, namun dengan kepercayaan bahwa semua agama akan menuntun para pengikutnya ke arah yang lebih baik, maka mudah-mudahan bangsa ini tidak akan kehabisan bahan bakar untuk menjadi lebih baik dengan bermodalkan orang-orang yang masih mengutamakan ibadahnya.
Ternyata... di sela segala kesibukan dan gemerlapnya kota, penduduknya  masih mengutamakan ketersegeraan untuk menghadap-Nya...
Â
Pasific Place, akhir Juni 2015