Mohon tunggu...
CICI CAHYANTI
CICI CAHYANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Manajemen di salah satu Universitas Negeri di Semarang yakni Universitas Diponegoro

Saya merupakan mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk dengan kegiatan KKN di desa sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Money

TANAMAN KUNYIT MELIMPAH, MAHASISWA KKN UNDIP BERIKAN STRATEGI PENGOLAHAN KUNYIT GUNA MENINGKATKAN IMUNITAS SERTA MENDUKUNG PROGRAM SDGS

30 Juli 2021   21:07 Diperbarui: 31 Juli 2021   08:26 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cilacap (27/7) pelaksanaan KKN Tim II Universitas Diponegoro telah berlangsung selama kurang lebih 4 minggu dengan jadwal mulai dari tanggal 30 Juni Hingga 12 Agustus 2021 dengan mengusung tema Sinergi Perguruan Tinggi Dengan Masyarakat Di Masa Pandemic Covid-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's). KKN ini dilaksanakan Oleh Mahasiswa Universitas Diponegoro yakni Cici Cahyanti dengan Jurusan Manajemen.

Sampai saat ini, pandemic virus COVID 19 belum terdapat tanda-tanda kapan berakhir. Hal ini dapat kita lihat dari angka kenaikan positif virus corona di Indonesia khususnya di Kabupaten Cilacap yang terus meningkat setiap harinya sehingga mengakibatkan pemerintah memberlakukan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk daerah Pulau Jawa-Bali. Namun, baru-baru ini kebiajakan PPKM darurat tersebut telah berubah nama menjadi PPKM Level 3-4. Situasi level tertinggi (level situasi 4) adalah kondisi transmisi virus sangat tinggi sedangkan kapasitas respons terbatas. Dalam situasi ini, protokol kesehatan masyarakat dan pembatasan sosial harus diperketat agar jumlah kasus turun sampai ke level yang dapat ditangani oleh fasilitas layanan kesehatan yang ada.

Dengan adanya kebijakan tersebut, otomatis warga sekitar Desa Matenggeng khususnya ibu-ibu memiliki keterbatasan untuk melakukan sesuatu dan sebagian besar  mereka hanya berdiam diri di rumah. Meskipun demikian, imunitas tubuh harus tetap dijaga agar mereka tidak mudah terserang oleh penyakit. Maka dari itu, Cici Cahyanti seorang Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro mencoba memanfaatkan kunyit yang ditanam warga sekitar untuk menjalankan Program Pelatihan Pembuatan Jamu Tradisional Pasir Liwet dari Rempah-Rempah Alami yang Dihasilkan Oleh Warga Sekitar. Jamu tradisional ini berbahan dasar kunyit dengan ditambakan sedikit gula jawa dan kayu manis sebagai penambah cita rasa pada jamu tersebut. Hasil akhir dari produk ini yakni berupa serbuk jamu yang dikemas secara menarik dan bisa dijadikan sebagai ide usaha serta mampu mendukung salah satu program SDGs point ke 8 yakni Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Tahap-tahap dalam pembuatan produk
Tahap-tahap dalam pembuatan produk

Pelaksanaan program ini dilakukan pada hari Minggu (25/7) dengan target sasaran ibu-ibu sekitar gang Pasir Liwet. Program yang dilakukan adalah memberikan pelatihan bagaimana proses demi proses dalam pembuatan serbuk jamu tradsional. Target sasaran ini terlihat sangat antusias dalam mengikuti pelatihan yang mahasiswa berikan. Mereka mengikuti setiap langkah dalam pembuatan jamu mulai dari pembersihan kunyit, pencucian kunyit, memarut kunyit, memeras kunyit dan diambil airnya saja, peemasakan kunyit dengan ditambah gula jawa dan bahan yang lain sampai kepada tahap akhir yakni penjemuran calon serbuk jamu sekaligus mempraktekan nya sendiri dengan di dampingi oleh mahasiswa yang bersangkutan.

Serbuk jamu tradisional yang telah memasuki tahap penjemuran selama 2 hari
Serbuk jamu tradisional yang telah memasuki tahap penjemuran selama 2 hari
Setelah kurang lebih dua hari yakni (27/7), serbuk jamu mulai mengering karena dijemur dengan mengandalkan panas matahari sambil dilakukan pengayakan. Selanjutnya, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro memberikan pelatihan mengenai pengemasan yang menarik, karena nantinya produk akan di pasarkan melalui Media Sosial. Selain itu, mahasiswa juga menyiapkan label yang telah di design secara menarik untuk menambah tampilan pada kemasan sehingga menciptakan nilai jual yang tinggi.

Proses pengemasan produk serta pelabelan kemasan produk
Proses pengemasan produk serta pelabelan kemasan produk

Belum cukup sampai disitu, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro juga memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada salah satu perwakilan target sasaran mengenai foto produk yang baik agar ketika produk dipasarkan mampu menarik hati pembeli untuk melakukan pembelian. Sosialisasi dan pelatihan tersebut sekaligus mengedukasi bagaimana cara promosi yang baik untuk kedepannya.

Dengan dilakukannya program ini, diharapkan tumbuh kesadaran bagi warga di Desa Matenggeng akan pentingnya menjaga imun dimasa pandemic seperti ini salah satunya dengan mengonsumsi serbuk jamu tradisional ini. Hebatnya jamu tradisional ini bisa dikonsumsi oleh siapa saja termasuk anak-anak, karena kandungan yang terdapat pada jamu ini aman untuk dikonsumsi tanpa bahan pengawet ataupun pewarna apapun.

Selanjutnya, diharapkan pula program pelatihan ini bisa menjadi ide bisnis warga sekitar sehingga bisa menambah penghasilan mereka sehari-hari. Dengan demikian program ini mampu mendukung salah satu point SDGs yakni yakni Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Penulis             : Cici Cahyanti

DPL                : Dr. Rr. Karlina Aprilia, SE. Msc. Akt

Lokasi             : Desa Matenggeng, Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun