"Bu, tapi gimana kalau aku kalah" Ucap ku tak percaya diri.
Semua guru, teman, bahkan 1 sekolah mendukung ku. Tak percaya, Aku yang pemalu bisa menaklukan semua ini.
Benar saja saingan ku bukan siswa/i biasa. Mereka bahkan mendalami peran nya, bahkan ada yang sampai tertatih dan menangis karena khidmat nya isi pidato yang mereka bawa.Â
Aku terdiam mematung tak berkutik, mata ku terbelalak melihat mereka yang tampil dengan sempurna. Aku, hanya bisa berdoa apapun hasil nya aku tak akan kecewa.
Terpilih sebagai satu siswa dari banyak nya murid pun sudah sangat bangga.
Nama dan asal sekolah ku terpanggil saat itu, aku gemetar hebat. Tak di sangka, persiapan ku selama ini bisa hancur karena rasa grogi.
Aku sudah menghafal nya beberapa minggu, sesekali aku membawa pidato dengan gerak tubuh ku. Tapi, lidah ku kelu, otak ku seperti membeku melihat banyak pasang mata yang menyaksikan ku.
Sudah lah, aku pasrah saja. Hanya itu yang aku bisa. Aku yakin semua memaklumi terlepas aku menang atau tidak nya.
Setelah selesai dengan penampilan ku aku disambut baik teman dan guru ku. Mereka bangga terhadap ku, mereka benar-benar memercayai ku.
Banyak sekali teman-teman baru saat itu. Mereka mengajak ku untuk sekedar ber kenalan. Berbagi ilmu dan tips. Mereka sangat baik dan rendah hati.
Tak sampai di sana, aku di percayai lagi mewakili kelas saat tengah Class Meeting. Ya, aku membawa kan Pidato Bahasa Inggris lagi.