Mohon tunggu...
Rama Nuansa
Rama Nuansa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Wa: 082137191548, (civil, cakap, jurnalism, terpercaya, independent)

Selanjutnya

Tutup

Humor

Guyonan terhadap Redaktur Media M yang Tebang Pilih Mempublikasikan Konten

3 Oktober 2020   00:35 Diperbarui: 3 Oktober 2020   01:12 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentunya kritisasi dari publik diperlukan namun sangat disayangkan jikalau sebagian publik lebih bertingkah agresif serta destruktif terhadap kebijakan pemerintah. 

Kemunculan gerakan anak muda yang melawan secara  radikalis baik dengan garis keras maupun garis lucu terjadi pada tahun saat ini. Sebut saja kelompok HTI, Anarko, yang menjadi fenomena tersendiri dalam berkehidupan bermasyarakat.

 Kemunculan gerakan seperti ini akan menganggu kenyamanan serta keharmonisan tersendiri di tengah masyarakat. Yang seharusnya keharmonisan dalam menjalankan masyarkat sedikit bergesek karena publik yang sudah tergiring opini dalam bertindak. 

Seharusnya kedewasaan dari serta kejernihan dalam memilih konten dapat di lakukan lebih maksimal. Kalaupun ingin menarik konten yang diinginkan tentunya juga dapat menerima konten dari berbagai prespektif yang berlawanan. Agar publik juga dapat melihat dari berbagai prespektif.

seorang tokoh pernah mengatakan "seseorang atau suatu kelompok yang bersifat radikalis tentunnya hanya melihat dari satu prespektif saja". 

satu prespektif yang secara terus menerus dilakukan media dalam menggiring opini akan menutup mata dunia publik dalam melihat prespektif suatu hal. Akan dianggap itu sebuah kebenaran yang dipercayai publik dalam melihat suatu hal. 

Tak heran ketika situasi politik berlangsung suasana keos terhadap suatu kelompok ditengah masyarakat akan sering terjadi. Kedewasaan media lah yang menjadikan peran penting dalam keharmonisan kehidupan ditengah masyarakat. 

Perkataan dari seseorang tokoh bahkan mengatakan "kebohongan yang ditampilkan di publik secara terus menerus akan di anggap suatu kebenaran". 

bukankah artikel, tajuk, serta tulisan yang dipublikasikan membuat masyarakat lebih membuka mata dalam melihat suatu hal. Tapi untuk redaktur media M lebih suka memilih melihat prespektif hanya dengan satu mata. 

Seakan-akan membuat publik tidak suka akan suatu kelompok tersebut. Toh tujuan dari Kelompok tersebut mulia, jikalau ada kesalahan yang didepan mata sendiri. Seharusnya bisa ditanyakan lebih jelas bahkan membuka pandangan yang lebih luas. 

2020-10-02-2-5f7764a8d541df18694d41a3.png
2020-10-02-2-5f7764a8d541df18694d41a3.png
Penulis sangat menyayangkan jikalau tidak ada kedewasaan dari media, sosok Jakoeb Oetama yang meminta maaf terhadap publik dalam penyampaian konten perlu kita pelajari bersama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun