Sebenarnya menulis bukanlah pekerjaan sia-sia. Banyak manfaat luar biasa yang bisa diperoleh dari menulis, dan kemudian membaginya. Salah satunya adalah terapi kesehatan jiwa.Â
Aktualisasi diri dalam menulis ibarat pelepasan emosi terpendam yang selama ini (mungkin) belum ada wadahnya. Hingga kadang meninggalkan beban berat dan mengganjal jiwa, hati, dan pikiran.
Semua ini sampah-sampah ini tentu saja merusak jika sampai bertumpuh di jiwa, dan tidak disalurkan; apalagi dibersihkan dan dibuang ke penampungan sampah.Â
Nah, menulis adalah obatnya. Selain jiwa mendapat kesembuhan, akal-budi pun menjadi sehat; terjaga kelembutan dan kepekaannya.
Saya tutup dengan pesan seorang Arif dunia Timur, Akal adalah panglimanya tubuh. Ketika akal manusia sakit (rusak), maka sakitlah (rusaklah) seluruh pasukannya.
Maka menulislah! Jika belum bisa, mungkin jiwa (anda) sedang butuh ber-meditasi menulis. Seperti saya yang sedang ber-meditasi menulis saat ini. Yuk, bareng-bareng...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H