Mohon tunggu...
Chusnul C
Chusnul C Mohon Tunggu... Freelancer - Peneliti dan penulis lepas

Seorang peneliti dan penulis lepas, menyukai isu lifestyle, budaya, agama, sastra, media, dan pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Memahami Konsep Estetika Relijius Walter Benjamin: Antara yang Material dan Non-Material

15 Januari 2025   20:20 Diperbarui: 15 Januari 2025   20:20 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
S. Brent Plate (sumber: www.religiousstudiesproject.com)

Pemikiran-pemikiran Benjamin sangat kental dengan konsep alam bawah sadar, atau ketidaksadaran dan Ia menganalogikan ketidaksadaran kolektif seperti sebuah kota. Selama manusia adalah entitas jasmani, arsitektur akan melakukannya menjadi seni publik yang dominan. Benjamin membuat alam bawah sadar menjadi sadar dan memahami bagian-bagian yang terlupakan masa lalu dan bagaimana pengaruhnya terhadap masa kini. Untuk membantu memahami pertentangan antara kontemplasi dan gangguan, ia membawa analogi arsitektur ke dalam argumennya: "Bangunan diterima dalam dua cara: melalui penggunaan dan persepsi.

Melalui karyanya pada tahun 1930an, Benjamin menunjukkan bagaimana kota menjadi "situs penemuan pribadi". Namun bagi Benjamin, hal ini bukanlah sebuah hal yang penting. penemuan individual dan subyektif, tetapi merupakan pengungkapan situasi kehidupan seseorang dalam tatanan sosial-spasial yang luas. Hal tersebut tersirat pada karya Benjamin "otobiografinya" ("Berlin Chronicle" dan "Berlin Childhood Around 1900") yang mengisahkan pengungkapan dirinya di masa kini, di dalam ruang perkotaan Berlin. Di sini, waktu kronologis diubah menjadi dimensi spasial, "masa lalu menjadi ruang".

Buku ini mengurai pemikiran-pemikiran Walter Benjamin secara menyeluruh dan mendalam, mencari akar yang menjadi sumber pemikiran Benjamin seperti logika marxis, alam bawah sadar pesikoanalisis, romantisme Jerman, dan mistisisme Yahudi 'Kabalah'. Begitupun S. Brent Plate mencoba untuk mengurai berbagai definisi eperti ketika Ia mencoba untuk mengurai definisi estetika menurut Benjamin. Buku ini sangat membantu untuk memahami pemikiran-pemikiran Benjamin namun sayangya gagasan-gagasan pribadi, atau kritik terhadap pemikiran Benjamin menjadi tidak nampak. Buku ini bisa dikatakan seperti sebuah film yang didasarkan pada kisah nyata. Namun demikian, buku ini tetap penting, karena pemikiran-pemikiran Benjamin saya kira masih relevan di abad 21.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun