K-Movie berjudul 'Night in Paradise' merupakan salah satu film bergenre action yang tayang pada 9 April 2021 lalu. K-movie ini sangat recommended untuk kalian yang menyukai film action. Film ini minim akan cerita romantis namun sangat kuat dengan adegan kekerasan.Â
Film 'Night in Paradise' dibintangi oleh Tae-goo Eom dan Jeon Yeo-bin. Tae-goo Eom biasa dikenal sebagai pemeran pendukung dalam banyak film seperti Coin Locker Girl (2015) dan The Age of Shadows (2016).Â
Sedangkan Jeon Yeo-bin melejit namanya berkat drama terbarunya bersama Song Jong Ki yang berjudul Vincenzo (2021). Drama Vincenzo yang dibintangi Jeon Yeo-bin tersebut juga bergenre action yang sangat minim adegan romantis.Â
 Dalam film 'Night in Paradise', Tae-goo Eom berperan sebagai Park Tae Gu, seorang mafia Korea yang sering mendapatkan tugas untuk menghabisi musuh. Suatu ketika ia sangat terpukul karena kakak dan keponakannya dibunuh oleh lawan gengnya.Â
Tanpa mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya, Park Tae Gu langsung menghabisi Pimpinan Doh yang menjadi lawannya itu.
Karena kecerobohannya itu, Park Tae Gu akhirnya menjadi incaran Direktur Ma yang tak lain adalah bos dari Pimpinan Doh. Berkat saran bosnya yang bernama Yang Do Soo itu, akhirnya Park Tae Gu harus bersembunyi ke Pulau Jeju.Â
Dalam masa pengasingannya itu, Park Tae Gu tinggal di rumah as Kuto yang tak lain adalah penjual senjata gelap dari Rusia.
Di rumah as Kuto, Park Tae Gu berkenalan dengan keponakan as Kuto yang bernama Jae Yeon (diperankan oleh Jeon Yeo-bin). Jae Yeon adalah gadis berusia 20an yang menderita kanker dan divonis mati tidak lebih dari 1 bulan. Dalam perkenalannya itu, Jae Yeon cenderung dingin dan enggan pada Park Tae Gu.
Kebersamaan Park Tae Gu tinggal di rumah as Kuto ternyata tidak bertahan lama. Ketika Park Tae Gu menemani Jae Yeon di rumah sakit, ternyata as Kuto sedang berselisih dengan salah satu koleganya. Tanpa membutuhkan waktu lama, akhirnya as Kuto ditembak bertubi-tubi oleh kolega yang tak lain adalah sekelompok mafia itu.
Kala sampai di rumah, Jae Yeon mendapati pamannya yang tengah berlumuran darah menghampiri ajalnya. Tangis pecah hingga meraung tanpa kendali Jae Yeon berusaha menyelamatkan Paman as Kuto. Beruntung Park Tae Gu berada di belakang Jae Yeon dan menghabisi sekelompok mafia yang tersisa.Â
Dengan putus asa, Park Tae Gu menarik Jae Yeon dan membawanya pergi dari lokasi kejadian. Park Tae Gu yakin bahwa sekelompok mafia itu pasti akan kembali lagi untuk menghilangkan jejak pembunuhan. Jika Jae Yeon tetap berada di rumah tersebut tentu nyawanya akan ikut terancam.
Selama beberapa hari melarikan diri, Park Tae Gu terus mencoba menenangkan hati Jae Yeon. Di sela masa berkabungnya itu, Park Tae Gu justru harus pamit untuk kembali ke bandara. Sebenarnya Jae Yeon sudah menghalangi niatan Park Tae Gu tersebut, namun ia tetap bersikukuh untuk pergi.
Ternyata benar, sampai bandara Park Tae Gu berjumpa dengan Direktur Ma. Dan yang paling mengejutkan lagi ternyata bos Park Tae Gu, Yang Do Soo juga berada disamping Direktur Ma. Park Tae Gu tentu merasa dikhianati oleh bos nya itu. Ia merasa telah dijual kepada Direktur Ma hanya demi menyelamatkan diri Yang Do Soo sendiri.Â
Park Tae Gu langsung melarikan diri dan terjadilah aksi kejar-kejaran. Di tengah aksi kejar-kejaran itu, Park Tae Gu langsung teringat pada Jae Yeon. Ternyata Jae Yeon justru kembali ke rumah pamannya untuk mengenang kepergian pamannya itu. Alhasil sampai di rumah pamannya, Jae Yeon justru menjadi sandera Direktur Ma. Jae Yeon dijadikan alat untuk memudahkan menangkap Park Tae Gu.
Pada akhirnya, tanpa ada perlawanan Park Tae Gu pun mendatangi sekelompok mafia itu. Di sana Park Tae Gu dihajar habis-habisan hingga berlumuran darah. Wajahnya tak lagi bisa dikenali karena terlalu banyak pukulan mendarat. Tidak hanya dari Direktur Ma saja, bahkan Yang Do Soo pun ikut menghabisi Park Tae Gu.
Pada akhirnya Park Tae Gu tewas dengan berbagai tusukan pisau yang mendarat di tubuhnya. Bahkan di tengah mendekati ajalnya itu, Park Tae Gu harus menerima kenyataan bahwa yang membunuh kakak dan keponakannya itu ternyata tak lain adalah bosnya sendiri, Yang Do Soo.Â
Jae Yeon yang hanya bisa menyaksikan kejadian itu memohon untuk segera menghentikan siksaan yang didaratkan pada Park Tae Gu. Bahkan tanpa disiksa lagi pun Park Tae Gu pasti akan tewas dalam beberapa menit saja.
Direktur Ma bersama anak buahnya lalu pergi dan membakar habis rumah tersebut. Dan dengan kesedihan yang mendalam, Jae Yeon ditinggalkan sendirian meratapi rumah dan Park Tae Gu. Luka yang begitu dalam dan bertubi-tubi itu membuat Jae Yeon mendendam dan ingin segera menghabisi kelompok mafia pimpinan Direktur Ma.
Keeseokan harinya, Jae Yeon mendatangi rumah makan dimana Direktur Ma dan anak buahnya berpesta menikmati kemenangan. Dengan tatapan tajam, Jae Yeon datang lalu mengunci pintu rumah makan.Â
Jae Yeon menembaki semua anak buah Direktur Ma dengan membabi buta tanpa sisa. Bahkan saat Direktur Ma, Yang Do Soo, dan yang lainnya keluar ruangan, tanpa ragu-ragu Jae Yeon langsung menembaki semuanya, tanpa sisa.Â
Dendam dan rasa sakit hati yang amat sangat mampu menguatkan Jae Yeon untuk menghabisi semua mafia yang dipimpin oleh Direktur Ma itu. Dengan rasa puas berlumuran darah, Jae Yeon pergi meninggalkan tempat makan dan pergi ke tepi pantai menikmati udara pagi yang segar.
Di tengah menikmati udara pagi tersebut, Jae Yeon menodongkan pistol tepat di pelipis matanya. Dengan rasa sakit hati akhirnya Jae Yeon bunuh diri dan menyisakan kesunyian bagi penonton. Begitulah dendam dan rasa sakit hati, nyawa manusia dengan begitu mudahnya melayang tanpa henti. Semuanya berakhir binasa tanpa arti lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H