Pencinta K-Movie tentu tidak asing lagi dengan film Korea berjudul Kim Ji-young Born 1982 ini. Film yang rilis pada 20 November 2019 ini mengisahkan tentang wanita berusia 30 tahunan yang mengalami fase kehidupan setelah menikah.Â
Film ini dibintangi oleh Jung Yu-mi yang berperan sebagai Kim Ji-young dan Gong Yoo yang berperan sebagai suami Kim Ji-young, Jung Dae-hyun.Â
Kehidupan Kim Ji-young yang semula layaknya wanita karier memiliki penghasilan tetap, namun setelah menikah dan memiliki anak kehidupannya berbalik 180 derajat.Â
Kim Ji-young harus melepaskan semua pekerjaannya demi keluarga yang dicintainya itu. Ia harus melepaskan kebiasaannya berangkat-pulang kerja dan harus bertahan sepanjang hari di rumah dengan si buah hati.
Menjadi ibu rumah tangga di era modern ini memang bukan perkara mudah. Apalagi jika sebelum menikah seorang wanita memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri.Â
Kebiasaan berangkat dan pulang kerja yang dilaluinya tiap hari harus berubah demi kepentingan keluarga yang baru saja dibinanya. Sama halnya dengan Kim Ji-young.
Sepanjang hari Kim Ji-young dan wanita-wanita lain yang rela melepaskan pekerjaannya demi keluarga harus rela mengorbankan waktunya untuk pekerjaan-pekerjaan domestik terutama dalam hal melayani suami dan kebutuhan anak-anak.Â
Memasak, mencuci, belanja kebutuhan rumah tangga, mengurus anak balita, membersihkan rumah adalah pekerjaan rutin yang harus dilakukan setiap harinya. Pekerjaan-pekerjaan itu seolah tak ada habisnya meski sudah dilakukannya sepanjang hari. Seolah tak ada waktu lagi walau hanya untuk mengurus diri sendiri.Â
Apa yang dialami Kim Ji-young adalah gambaran realita wanita dewasa di era modern ini. Tidak hanya pekerjaan rumah yang menjadi rutinitasnya setiap hari. Ketika berkunjung ke rumah mertua pun seakan pekerjaan rumah tangga itu menjadi tanggung jawab sang menantu, Kim Ji-young. Tanpa memikirkan perasaannya, pihak keluarga Jung Dae-hyun selalu menyerahkan pekerjaan rumah tangga itu kepada Kim Ji-young.
Di sisi lain Kim Ji-young harus rela menyaksikan wanita-wanita seusianya yang masih saja berkarier di dunia kerja. Dia harus rela menyaksikan teman-temannya bekerja dengan makeup cantik, pakaian rapi, tas branded hingga sepatu highheels, sedang ia hanya berpakaian rumah sekedarnya.
Tentu hal itu membuat perasaan Kim Ji-young dan mungkin juga beberapa ibu rumah tangga lain merasa terluka. Ketidakpercayaan diri hingga merasa menjadi manusia kurang berguna akan menjadi momok menakutkan jika dibiarkan terus-menerus.
Tentu yang menjadi korban adalah anak yang sepanjang hari di samping kita dan tentu saja suami sebagai pelampiasan keduanya. Namun demikian, dalam film Kim Ji-young Born 1982Â ini, ada beberapa hal yang coba dilakukan Kim Ji-young untuk mengatasi masalahnya tersebut.Â
1. Terbuka pada SuamiÂ
Suami adalah orang pertama yang harus kita percaya sebagai sahabat terdekat kita. Bagaimanapun juga suami adalah satu-satunya orang yang paling dekat dengan kita hingga bisa dikatakan tahu segalanya tentang kita. Peran suami sangat penting dalam mengatasi kesulitan sang istri.
Mencoba terbuka dan menceritakan segala keresahan kita kepada suami adalah cara agar bisa menemukan solusi bersama. Masalah istri adalah masalah suami juga. Peran Gong Yoo sebagai suami Kim Ji-young digambarkan sebagai suami yang sangat care terhadap istri.Â
Meski Jung Dae-hyun juga mengalami kesulitan dalam pekerjaannya, namun ketika sampai di rumah ia mencoba untuk mengalihkan pikirannya dengan membantu pekerjaan domestik Kim Ji-young hingga menghibur kala sang istri sedang risau. Jung Dae-hyun bisa dikatakan gambaran suami ideal di era modern ini.
2. Berkumpul dengan Teman
Jika dengan suami masih belum bisa menemukan solusi, ada baiknya jika kita keluar rumah dan berkumpul dengan beberapa teman. Bukan berarti kita harus membeberkan semua masalah rumah tangga kita kepada mereka, namun lebih ke pengalihan pikiran saja.Â
Tentu dalam pemilihan pertemanan ini ada baiknya yang sama-sama berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Bukan berarti dilarang bergaul dengan wanita karier. Namun jika masalahnya terletak pada kejenuhan dengan peran kita sebagai ibu rumah tangga, alangkah lebih baiknya jika berteman dengan sesama ibu rumah tangga. Siapa tahu akan menemukan solusi akan masalah yang dihadapi.
Berkumpul dengan beberapa ibu di tempat penitipan anak menjadi cara Kim Ji-young mengatasi kepenatannya itu. Walau pikirannya masih saja dipenuhi dengan kegelisahan-kegelisahan namun setidaknya hari itu bisa sedikit terlewatinya dengan perasaan bahagia.
3. Keluar Rumah atau Mengunjungi Orangtua
Bosan dengan rutinitas yang itu-itu saja, bisa dialihkan dengan cara tamasya atau jalan-jalan untuk sekadar melepas penat. Keluar rumah hanya untuk berbelanja menjadi sedikit hiburan tersendiri bagi Kim Ji-young dan mungkin ibu-ibu rumah tangga lain.Â
Jalan-jalan keluar kota juga dilakukan Kim Ji-young bersama suami walau tujuannya untuk mendatangi orangtua. Meski Kim Ji-young masih saja merasa tertekan di rumah mertuanya, namun kala ia berkunjung ke rumah orangtuanya sendiri ada kegembiraan kecil terlintas di raut wajahnya.
Kim Ji-young di rumah orangtuanya kembali menjadi anak kecil hingga melepas semua pekerjaan domestiknya kepada sang ibu. Kim Ji-young bisa bebas tidur lepas seperti anak kecil yang tak memiliki tanggungan pekerjaan apa-apa. Beruntung, orang-orang di sekitar Kim Ji-young sangat memakluminya.
4. Mendatangi Psikiater
Jika masalah yang dialami masih saja belum menemukan solusi, ada baiknya jika kita mendatangi psikiater. Bukan berarti kita memiliki gangguan mental hingga memerlukan terapi.Â
Seorang ahli psikiater mampu melihat hingga menilai kita seberapa rumit masalah yang kita hadapi dan yang terpenting adalah dapat membantu mencarikan solusi.
Jung Dae-hyun sebagai seorang suami sangat mendukung keputusan sang istri untuk mendatangi psikiater. Bahkan ia selalu mengingatkan jika sang istri mulai abai akan jadwalnya itu.
5. Kembali ProduktifÂ
Kembali produktif adalah solusi terbaik jika seorang ibu rumah tangga dulunya adalah wanita karier. Begitu juga dengan Kim Ji-young. Ia mencoba kembali ke kantor lamanya meski pada akhirnya dia sadar bahwa ia tak mampu lagi melakukan itu.
Kim Ji-young akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal di rumah dan menjadi penulis. Sebagai seorang penulis, waktu Kim Ji-young bisa lebih fleksibel. Ia masih bisa mengurus anak dan suaminya beserta semua pekerjaan rumah tangganya, namun kala senggang ia bisa mengaktualisasikan dirinya dengan cara menulis.
***
Pada akhirnya menjadi ibu rumah tangga atau wanita karier adalah suatu pilihan yang sama-sama baiknya, tentu dengan segala risikonya masing-masing. Bagaimana kita bisa terus menjalankan peran sebagai ibu sekaligus istri dengan segudang embel-embel pekerjaan itulah yang terpenting.Â
Tetap semangat para ibu-ibu muda, mari sama-sama kita berjuang menjalani peran ini hingga usia menyenja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H