Mohon tunggu...
churmatin nasoichah
churmatin nasoichah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

^-^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makam Sutan Doli: Makam Kunonya Marga Siregar di Tapanuli Selatan

22 Juli 2021   05:34 Diperbarui: 22 Juli 2021   05:38 1726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila kita berkunjung ke Tapanuli Selatan (disingkat Tapsel), Sumatera Utara tepatnya di Kecamatan Sipirok terdapat beberapa situs atau tempat kuno yang menjadi ikon masyarakat Tapsel. Tepatnya dari Sipirok Kota dekat pasar, kita masuk ke dalam menuju Desa Bunga Bondar.

Dari Sipirok menuju Desa Bunga Bondar tersebut memerlukan waktu kurang lebih 15-20 menit menuju arah bukit barisan. Kondisi jalanan menuju kesana cenderung masih sepi meskipun sudah diaspal. Di sepanjang jalan, masih terlihat sawah dan ladang membentang luas dengan nuansa pegunungan, sungguh indah dipandang mata.

Sesampai di Desa Bunga Bondar, kita disambut dengan sederet rumah-rumah kayu yang masih tampak tradisional. Meskipun demikian, rumah-rumah tembok modern juga sudah banyak kita jumpai di desa tersebut. 

Di Bunga Bondar ini terdapat beberapa makam kuno yang masih dilindungi dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Terdapat makam-makam kuno yang mencirikan tradisi megalitik, serta makam kuno pendiri kampung Bunga Bondar yaitu Makam Ompu Raja Lintong. Makam tersebut berada di area persawahan sehingga pemandangannya tampak sangat indah dan mengagumkan.

Tidak jauh dari lokasi makam-makam kuno tersebut, terdapat satu makam yang sudah dibangun dengan diberi cungkup. Makam tersebut adalah makam milik Sutan Doli. Menurut informasi, Sutan Doli merupakan tokoh penting atau Raja di Desa Bunga Bondar yang sangat dihormati dan disegani. Beliau merupakan generasi kelima dari Ompu Raja Lintong, Sang Pendiri Desa Bunga Bondar serta yang menurunkan marga-marga Siregar di desa tersebut.

Makam kuno tersebut sebenarnya tampak sederhana, namun diberi cungkup atau atap seng dengan tiang-tiang penyangga permanen dari bata dan semen. Bangunan tersebut berukuran 700 x 410 cm dan dibatasi dengan pagar-pagar kayu yang tidak lebih dari 1 meter. 

Menariknya dari makam kuno ini terlihat di bagian atap sengnya terdapat papan kayu yang bertuliskan aksara Batak (Angkola). Tulisan tersebut dibuat menggunakan cat hitam dengan beberapa gambar-gambar binatang seperti kalajengking dan cicak di baris pertama, sedangkan di baris kedua terdapat gambar dua kodok dengan dua manusia yang membawa tongkat yang mengapit seekor ular.

Pada baris ketiga, terdapat sebuah tulisan beraksara Batak (Angkola) yang berbunyi:

bale ni sutan doli (rumahnya Sutan Doli)

bunga bondar (Bunga Bondar (nama desa/huta))

(Sumber: Balai Arkeologi Sumatera Utara, 2015)
(Sumber: Balai Arkeologi Sumatera Utara, 2015)

Selain itu, terdapat gambar matahari di bagian atas serta keseluruhan gambar dan tulisan tersebut dibingkai dengan motif sulur yang mirip dengan gorga. 

Dari tulisan beraksara Batak (Angkola) tersebut jelas menunjukkan bahwa bangunan tersebut merupakan rumah atau tempat peristirahatan terakhir dari Sutan Doli yang berlokasi di Bunga Bondar. Adanya gambar-gambar binatang tersebut menunjukkan kemampuan Sutan Doli yang melebihi masyarakat lainnya, yang sangat dihormati dan disegani. 

Belum diketahui secara pasti pertanggalan dari makam kuno tersebut dan kapan bangunan tersebut didirikan. Namun dilihat dari ciri-ciri yang ada menunjukkan bahwa bangunan cungkup tersebut dibuat belakangan atau tidak semasa dengan makam kunonya. 

Selain makam Sutan Doli, disamping kirinya terdapat bangunan tugu yang di bagian ujung nya terdapat pedang. Tugu tersebut dibuat permanen, berbentuk empat persegi dan di bagian bawahnya sudah dibangun keramik. Tugu tersebut milik dari Baginda Untung Matondang, yang menurut informasi merupakan ulubalang atau pengawal dari Sutan Doli.

Dalam masyarakat Angkola, seorang raja selalu memiliki pengawal (ulubalang). Dan ketika raja dan pengawal (ulubalang) tersebut meninggal maka ulubalangnya pun juga akan dimakamkan berdekatan atau tidak jauh dari makam sang raja. Hal ini menunjukkan adanya kesetiaan seorang ulubalang kepadanya rajanya baik saat hidup maupun saat meninggal.

Dari makam Sutan Doli tersebut, kita masih disuguhkan dengan beberapa bangunan sopo godang yang tidak kalah menariknya dari makam kuno tersebut. Selain itu keramahan masyarakat setempat juga menjadi daya tarik tersendiri jika kita mengunjungi desa Bunga Bondar. Semoga Desa Bunga Bondar tetap lestari dan terjaga tinggalan budayanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun