Mohon tunggu...
churmatin nasoichah
churmatin nasoichah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

^-^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Situs Arkeologi Berkeramat dan Ada Penghuninya: Dapat Mengurangi Vandalisme

19 Juli 2021   06:57 Diperbarui: 19 Juli 2021   07:00 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situs Arkeologi adalah tempat atau lokasi yang memiliki nilai kesejarahan atau budaya manusia di masa lalu. Situs Arkeologi merupakan bukti fisik yang menunjukkan bahwa di masa lalu pernah ada suatu aktivitas manusia di tempat atau lokasi tersebut. Umumnya situs-situs Arkeologi ada dan mulai ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya karena perkembangan zaman dan perubahan budaya.

Situs-situs Arkeologi menjadi tempat kosong tak berpenghuni dan tak terkunjungi. Lambat laun kondisinya mulai tidak terawat, mulai tumbuh semak belukar dan kerusakan mulai terjadi karena faktor alam dan usia. Perpindahan permukiman juga kadang menjadi penyebabnya sehingga lokasi situs menjadi jauh dari tempat penduduk, bahkan banyak yang sampai masuk ke hutan dan ladang. 

Sebagian lagi masih ada situs yang dirawat oleh juru kunci maupun keturunannya, bahkan sebagian lain masih living monument atau dimanfaatkan hingga saat ini, misalnya situs tempat peribadatan seperti mesjid, gereja, pura, maupun kelenteng.  

Kondisi situs Arkeologi yang sudah sangat tua ini menjadikan situs-situs tersebut berkeramat. Banyak warga sekitar yang mulai menganggap sakral karena banyak 'penghuninya'. Biasanya muncul cerita-cerita menyeramkan terkait sosok yang terkadang atau sering muncul di lokasi situs. Sebagian tidak percaya, namun sebagian besar lainnya masih percaya akan hal-hal tersebut. 

Saya sendiri masih percaya akan hal-hal mistis tersebut. Menurut saya hal ini tidaklah mengherankan, bahkan agama kita sendiri mempercayai akan adanya makhluk dan kehidupan lain selain manusia. Meskipun saya pribadi belum pernah menjumpai sosok-sosok berpenghuni tersebut, namun percaya bahwa dunia lain ada dan hidup berdampingan dengan kita.

Kecenderungan jika situs-situs Arkeologi dijadikan tempat keramat, maka akan ada juru kunci yang mengawasinya. Secara berkala juru kunci tersebut mengadakan ritual untuk penghormatan terhadap leluhur maupun sosok berpenghuni di tempat tersebut. Dengan ritual doa dan perlengkapan sesajen seperti bunga-bunga dan air suci menjadikan situs tersebut semakin berkeramat.

Anggapan tentang situs arkeologi berkeramat sering kita temukan saat melakukan tinjauan dan penelitian Arkeologi. Bahkan pernah suatu kejadian ketika kita sedang melakukan penelitian, cuaca yang cerah tiba-tiba mendung dan hujan. Warga setempat mengatakan bahwa leluhur sebenarnya mengizinkan kedatangan kita asal tidak berniat buruk terhadap situs tersebut. 

Kita bantah anggapan mistis tersebut? Tidak perlu. Cukup kita iyakan dan patuhi saja aturan yang digunakan di tempat tersebut. Itulah pentingnya kita membawa warga setempat untuk mendampingi kita dalam melakukan penelitian. Istilahnya perlu kita 'kulo nuwun' di tempat baru tersebut dan sebagai kontrol agar kita tidak melewati batas.

Kejadian lain pernah menimpa kita ketika salah satu teman tiba-tiba sesak nafas sehingga dia tidak bisa melanjutkan perjalanan ke lokasi situs. Padahal medan yang kita lalui tidak terlalu jauh dan tidak banyak tanjakan. Juru kunci lalu berbisik kepada saya, 

"biasa itu bu, makanya kita harus punya niat baik dan tidak meminta macam-macam pada makam kuno ini". 

"Jadi apa yang harus kita lakukan pak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun