Mohon tunggu...
churmatin nasoichah
churmatin nasoichah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

^-^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Situs Arkeologi Berkeramat dan Ada Penghuninya: Dapat Mengurangi Vandalisme

19 Juli 2021   06:57 Diperbarui: 19 Juli 2021   07:00 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Balai Arkeologi Sumatera Utara, 2018)

Situs Arkeologi adalah tempat atau lokasi yang memiliki nilai kesejarahan atau budaya manusia di masa lalu. Situs Arkeologi merupakan bukti fisik yang menunjukkan bahwa di masa lalu pernah ada suatu aktivitas manusia di tempat atau lokasi tersebut. Umumnya situs-situs Arkeologi ada dan mulai ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya karena perkembangan zaman dan perubahan budaya.

Situs-situs Arkeologi menjadi tempat kosong tak berpenghuni dan tak terkunjungi. Lambat laun kondisinya mulai tidak terawat, mulai tumbuh semak belukar dan kerusakan mulai terjadi karena faktor alam dan usia. Perpindahan permukiman juga kadang menjadi penyebabnya sehingga lokasi situs menjadi jauh dari tempat penduduk, bahkan banyak yang sampai masuk ke hutan dan ladang. 

Sebagian lagi masih ada situs yang dirawat oleh juru kunci maupun keturunannya, bahkan sebagian lain masih living monument atau dimanfaatkan hingga saat ini, misalnya situs tempat peribadatan seperti mesjid, gereja, pura, maupun kelenteng.  

Kondisi situs Arkeologi yang sudah sangat tua ini menjadikan situs-situs tersebut berkeramat. Banyak warga sekitar yang mulai menganggap sakral karena banyak 'penghuninya'. Biasanya muncul cerita-cerita menyeramkan terkait sosok yang terkadang atau sering muncul di lokasi situs. Sebagian tidak percaya, namun sebagian besar lainnya masih percaya akan hal-hal tersebut. 

Saya sendiri masih percaya akan hal-hal mistis tersebut. Menurut saya hal ini tidaklah mengherankan, bahkan agama kita sendiri mempercayai akan adanya makhluk dan kehidupan lain selain manusia. Meskipun saya pribadi belum pernah menjumpai sosok-sosok berpenghuni tersebut, namun percaya bahwa dunia lain ada dan hidup berdampingan dengan kita.

Kecenderungan jika situs-situs Arkeologi dijadikan tempat keramat, maka akan ada juru kunci yang mengawasinya. Secara berkala juru kunci tersebut mengadakan ritual untuk penghormatan terhadap leluhur maupun sosok berpenghuni di tempat tersebut. Dengan ritual doa dan perlengkapan sesajen seperti bunga-bunga dan air suci menjadikan situs tersebut semakin berkeramat.

Anggapan tentang situs arkeologi berkeramat sering kita temukan saat melakukan tinjauan dan penelitian Arkeologi. Bahkan pernah suatu kejadian ketika kita sedang melakukan penelitian, cuaca yang cerah tiba-tiba mendung dan hujan. Warga setempat mengatakan bahwa leluhur sebenarnya mengizinkan kedatangan kita asal tidak berniat buruk terhadap situs tersebut. 

Kita bantah anggapan mistis tersebut? Tidak perlu. Cukup kita iyakan dan patuhi saja aturan yang digunakan di tempat tersebut. Itulah pentingnya kita membawa warga setempat untuk mendampingi kita dalam melakukan penelitian. Istilahnya perlu kita 'kulo nuwun' di tempat baru tersebut dan sebagai kontrol agar kita tidak melewati batas.

Kejadian lain pernah menimpa kita ketika salah satu teman tiba-tiba sesak nafas sehingga dia tidak bisa melanjutkan perjalanan ke lokasi situs. Padahal medan yang kita lalui tidak terlalu jauh dan tidak banyak tanjakan. Juru kunci lalu berbisik kepada saya, 

"biasa itu bu, makanya kita harus punya niat baik dan tidak meminta macam-macam pada makam kuno ini". 

"Jadi apa yang harus kita lakukan pak?"

"Nggak papa itu, dia cuma tidak bisa naik kesini saja kok bu".

Dan benar, ketika kita selesai mendokumentasikan situs lalu kembali turun, teman yang tadi sakit dan beristirahat di bawah secara tiba-tiba sembuh dan sehat kembali. Percaya tidak percaya sih. Namun pada intinya niat baik harus selalu kita kedepankan ketika mengunjungi situs-situs Arkeologi. Pembelajaran juga buat kita bahwa dimanapun berada, kita harus menghormati,berniat baik dan lurus. Ajaran leluhur yang sangat bermoral menurut saya.

Kondisi situs-situs Arkeologi yang mulai tidak terawat dan ditinggalkan tersebut tentunya akan menjadi lokasi baru untuk tempat para sosok berpenghuni tersebut berada. Apapun itu, sebenarnya disisi lain hal itu sangat menguntungkan bagi kelestarian situs-situs Arkeologi. 

Dengan adanya anggapan cerita-cerita menyeramkan terkait sosok berpenghuni, menjadikan masyarakat lebih berhati-hati dalam mengunjungi lokasi situs. Kebiasaan masyarakat untuk melakukan vandalisme seperti corat-coret dinding, merusak situs, hingga kasus pencurian bisa berkurang, meskipun masih saja hal-hal tersebut terjadi. 

Vandalisme umumnya terjadi di situs-situs yang sudah dijadikan tempat wisata, seperti Candi Prambanan, Gua Putri Takengon, dan situs-situs lainnya. Corat-coret banyak ditemukan di beberapa dinding, buang sampah sembarangan, bahkan aktivitas asusila terkadang terjadi di lokasi-lokasi situs tersebut. 

Kasus lain seperti pencarian harta karun sehingga ditemukan banyak lubang-lubang bekas galian dan pencurian artefak-artefak juga banyak terjadi di beberapa situs Arkeologi. Tentu hal ini sangat merugikan bagi bangsa kita karena merusak kekayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Kondisi situs menjadi rusak dan terbengkalai setelah penggalian liar tersebut.

Adanya anggapan bahwa situs Arkeologi itu berkeramat dan ada penghuninya menjadikan situs-situs Arkeologi tersebut lebih terjaga. Ketakutan masyarakat akan hal-hal yang menimpa mereka dapat menjadi pelajaran agar di kemudian hari tidak merusak situs lagi. 

Bahkan ada kasus pencurian yang pada akhirnya artefak tersebut dapat kembali lagi ke tempat semula karena sang pencuri mengalami kejadian buruk dan mengerikan. Hal ini tentu sangat membantu kelestarian situs tersebut. 

Memang adanya anggapan mistis dan percaya hal-hal gaib terkesan tidak ilmiah dan tidak modern. Namun budaya ketimuran yang masih melekat pada kita tersebut setidaknya dapat membantu kita dalam melestarikan situs sehingga tidak banyak mengalami kerusakan terutama dari faktor vandalisme. 

Dan yang lebih penting lagi, kesadaran masyarakat akan tinggalan budayanya dengan tetap menghormati warisan leluhur dapat menjadikan mereka sadar akan kelestarian situs-situs Arkeologi. Budaya leluhur harus terus kita jaga tanpa harus menyembah dan mendewakannya. Salam budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun