Mohon tunggu...
Cerpen

Mar

1 Januari 2017   21:06 Diperbarui: 1 Januari 2017   22:00 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku anakmu ibu

Selalu menyayangi dan mencintaimu.

Mar

Tak lama kemudian angin bertiup kencang hingga merobohkan bangunan rumah yang peot ini hingga menimpa kepala yang keriput dengan di tumbuhi rambut-rambut putih. “Ku serahkan padaMu hidupku ya Tuhan. Ambil saja nyawaku yang sudah tak berharga lagi. Aku sudah pasrah, aku tak kuat lagi Tuhan. Sudahilah penderitaan hamba di dunia ini”. Rumah pun roboh menimpa tubuh kecil yang keriput ini dengan menggenggam secarik kertas yang berisi pesan untuk ibu. Namun tak tau lagi kertas itu melayang pergi. Dengan tubuh yang lemas di bawah reruntuhan rumah kayu ini aku berkata “Aku berharap pesan ku ENGKAU sampaikan padanya” Dan mata ini menutup selama-lamanya dengan meninggalkan sebuah pesan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun