sudah lumayan lama kami istirahat dan sekan tak mau kalah dengan para porte dengan beban bawaan yang na uju bile beratnya kami pun melanjutkan perjalanan menuju puncak sembalun.
Waktu di jam tangan saya menunjukan pukul 16.00 " Allhamdulilah Ndro sampe juga kita
kita di puncak sembalun bentar lagi nyampe pelawangan kita yah " seraya teman saya. istirahat dulu sebentar kita yah sambil liat pemandangan menikmati dinginnya kabut yang menyelimuti tidak lupa foto-foto hehe. Setelah puas istirahat melihat pemandangan dan foto-foto kami melanjutkan kembali pendakian menuju pelawangan sembalun menyusul teman-teman yang sudah sampai duluan. Hai teman-teman saya segera menyusul kalian dalam hati saya menggugah semangat dalam diri saya.
Tak terasa setengah jam saya berjalan akhirnya sampai juga di pelawangan sembalun. Tidak ada tempat tertutup untuk mendirikan tend
a, angin bertiup semakin kencang segera deh kami mendirikan tenda sebelum gelap dan semakin dingin udara yang menusuk tulang. Tenda berdiri juga istirahat sejenak sambil menikmati sore hari yang indah dengan kabut yang tebal tak lama kemudian senja pundatang menghampiri kami. Sunset tak terlihat jelas sore ini karena tertutup kabut yang tebal .
Malam hari datang kami bersiap untuk masak, setelah beberapa saat makanan pun dapat dimakan dan kami pun menyantapnya dengan lahap. Laper Booooooo. Dinginnya malam Pelawangan Sembalun sangat menusuk hingga ketulang kami pun bersiap untuk beristirahat untuk menyiapkan kembali tenaga agar besok fit mendaki puncak Rinjani . Sedang asik tidur dengan setengah sadar terdengar " Permisi permisi bang bang " ternyata panitia yang ingin meberitahukan jadwal untuk besok. " Besok kita mulai pendakian ke puncak jam 02.00 jadi istirahat yang cukup jangan lupa perbekalan untuk kepuncak disiapkan dan jangan lupa mengisi perut sebelum ke puncak " salah satu dari panitia berkata.
Pukul 01.00 alarm di jam saya berbunyi membangunkan saya, segeralah saya membangunk
an teman saya untuk bersiap. Masak, makan pun sudah perbekalan sudah disiapkan pukul 02.00 keluar dari tenda walaupun malas sekali karena dinginnya cuaca yang menusuk tulang. Malam yang gelap dingin yang menyengathembusan angin lembah yang kencang tak menjadi halangan kami untuk mendaki puncak Rinjani. Dengan keterbatasan batre HP saya agar tidak terasa sunyi saya main lagu yang ada dimemori HP.
Tidak terasa satu jam telah berlalu namun pejalanan kami masih sangat-sangat jauh. Karna kegelapan malam akhirnya saya terpisah dengan agus yang biasanya kami bersama-sama bejalan sekarang terpisah.
Jam di tangan saya menunjukan pukul
05.00 terpisah dari teman sekelompok saya menyempat diri mengabadikan sunsire pagi ini yang alhamdullilah sangat indah dipandang. Terpaan angin yang begitu kencang membuat saya lapar dan mengharuskan saya beristirahat sejenak. Mencari celah batu tempat berlindung dari terpaan angin yang kencang meuluruskan kaki sekedar mengendorkan kaki dari ketegangan.
Sang Fajar mulai menampakan sinarnya sudah waktunya melanjutkan perjalanan menuju puncak, terlihat dari kejauhan sudah ada
yang sampai Puncak Rinjani dan melihat kebelakang sejenak tidak sedikit dari rombongan kami yang masih jauh perjalanan menuju puncak.
Dengan sedikit semangat yang tersisa saya pun melanjutkan perjalanan saya termotivasi teman-teman yan sudah mencapai puncak. Mesk
i dengan sisa tenaga meniti sedikit demi sedikit jalan yang yang dipenuhi batu kerikil. Satu dua langkah terhenti lagi hus hus hus terdengar nafas saya yang keluar dari hidung.
Lihat Travel Story Selengkapnya