"Udahlah, Kak, istirahat dulu ngetiknya. Ini saya bikinkan kopi luwak," kata perempuan pelayan kafe tempat saya numpang pakai WiFI-nya dengan modal beli kopi secangkir.
"Woaa....kopi luwak? Yang buah kopinya dimakan luwak lalu bijinya di-eek-in, trus dibersihkan, trus dikeringkan, trus disangrai dan sekarang diseduh?" tanya saya dengan agak kaget. Lagi asyik ngetik-ngetik dihampiri cewek kece, bawa kopi yang ada luwaknya pula.
"Iya, kenapa? Nggak mau?"
"Sini, coba saya icip dulu."
Sruputt.... srupuut...
"Eh, Nona kece, ini kopi luwak dari mana kok rasanya lebih mirip kopi instant sasetan?"
"Oh, ini kopi luwak yang white-white gitu lho, Kakak ganteeeeng..." jawabnya manis sambil mengedip-ngedipkan mata kayak orang kelilipan.
Gubrak! Pantesan,.,,,
Chuang 211022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H