Sebuah minibus berisi serombongan anak SD berhenti di dekat lokasi, para penumpangnya bergegas turun dan sopirnya berseru agar sang korban dinaikkan ke mobilnya untuk diantar segera ke rumah sakit.
Tapi bagaimana dengan anak-anak SD yang juga harus segera sampai di sekolah mereka? Gampang! Mereka semua berkata akan jalan kaki saja, toh tinggal sekilo meter kurang lagi dan sampailah ke sekolah mereka.
Orang-orang bertepuk tangan mendengarnya!
Aku yang menyaksikan dari jauh juga ikut bahagia. Hati mereka semua bergetar oleh rasa kasih sayang akan derita sang korban.
Inilah praktik karuna, welas asih untuk meringankan derita makhluk yang sedang dalam kesengsaraan. Menjadi suaka bagi yang terancam marabahaya, obat bagi yang sakit, pelita bagi yang dalam kegelapan, pemamdu bagi yang tersesat.
Cerita #3
Teman kantor mengundang ke pesta syukuran karena dia baru saja mendapatkan promosi naik pangkat. Syukuran sederhana untuk sekitar 20 teman terdekat, ramah tamah sambil menyantap suguhan makanan dan minuman di sebuah warung.Â
Suasana riang, obrolan ramai. Hadirin ikut bergembira atas prestasi tuan rumah.Â
Kami semua bersulang sembari mengucapkan harapan-harapan baik agar si teman sukses mengemban tanggungjawab baru-nya, sekaligus mewanti-wanti agar jangan terlalu sibuk bekerja hingga lupa diri, lupa daratan serta lupa lautan.Â
Semua tertawa, semua ikut bahagia. Si kawan pantas memperoleh promosi. Dia adalah seorang pekerja yang baik, profesional dan berdedikasi tinggi serta murah hati. Tak ada yang iri padanya.
Mudita, ikut bahagia atas kebahagiaan orang atau makhluk lain, adalah praktik kebajikan yang menentramkan hati sekaligus menjaga keharmonisan dalam kehidupan sebagai makhluk sosial.