Menurut Jokowi, kritikan masyarakat dan berbagai macam julukan yang diberikan baginya sudah sejak lama ia terima.
"Dulu ada yang bilang saya ini klemar-klemer, ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo. Kemudian ganti lagi ada yang bilang saya ini otoriter, kemudian ada juga yang ngomong saya ini bebek lumpuh, dan baru-baru ini ada yang ngomong saya bapak bipang," kata Jokowi, dilansir dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.
"Dan terakhir ada yang menyampaikan mengenai the king of lip service. Ya, saya kira ini ekspresi mahasiswa dan ini negara demokrasi. Jadi, kritik itu boleh-boleh saja, dan universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa berekspresi," tambahnya.
"Tapi, juga ingat, kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopan-santunan, saya kira biasa saja. Mungkin mereka sedang belajar mengekspresikan pendapat. Tapi yang saat ini penting, kita semuanya bersama-sama fokus untuk penanganan pandemi Covid-19," tutupnya.
Akhir kata
Terlepas dari apapun yang sedang terjadi di antara pihak BEM UI, pemerintah, Ade Armando, dan siapa pun yang terlibat di dalamnya, hendaklah kita sebagai masyarakat budiman yang 'mengonsumsi' media sosial, senantiasa bijak dalam memahami, menyimpulkan, bahkan menilik suatu hal yang positif.
Jakarta, 2021.
Christie Stephanie Kalangie.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H