Bahkan, se-pen-dengar-an-ku, penjaga kost pun sudah menghampiri wanita dari kamar 3C tersebut, menenangkannya bahkan mengusir dan menyuruh 'roh' tersebut untuk diam. Namun teriakannya semakin kencang, apalagi saat adzan berkumandang, teriakannya seolah-olah menolak suara adzan.
Pikirku, aku lebih baik mengunci pintu kamar, menenangkan diri dan memanjatkan doa menunggu drama di depan kamarku berakhir dengan sendirinya sambil berusaha memejamkan mata.
Alarm hpku berbunyi tepat pukul 05.30 dan itu berarti aku harus segera bangun dari tidurku yang kacau untuk melanjutkan aktivtias hari ini, walaupun kejadian beberapa jam yang lalu dari kamar depan masih sangat menghantui pikiranku.Â
Setiap pagi sebelum mandi, aku selalu menyempatkan diri untuk membersihkan kamarku, seperti mengepel dan membuang sampah. Posisi tempat sampahku tidak di berada di dalam kamar, namun di luar kamar, di antara kamarku dan kamar tetangga samping kamar.
Pagi itu sangat berbeda dari biasanya. Saat ingin membuang sampah di koridor depan kamar, suasananya terasa sangat mencekam, ditambah lagi dengan lampu koridor yang padam entah sejak kapan. Hanya senter hpku yang menjadi satu-satunya cahaya di tengah gelapnya koridor.Â
Sekali lagi, aku berusaha meyakinkan diriku bahwa semuanya akan baik-baik saja, "Calm, aku hanya ingin membuang sampah dan tidak mengganggu siapapun", batinku.
Setelah aku membuang sampah, kuayunkan senter hpku sekitar 90 derajat dan PUFFF, tepat sasaran!
Aku melihat sosok putih dari ujung kepala hingga kaki, sayangnya aku tidak melihat dengan begitu jelas wajahnya. Aku hanya tertegun dan beberapa saat kemudian aku memberanikan diri bertanya dari kejauhan, "Siapa?"
Aku masih beranggapan bahwa apa yang sedang aku lihat ini adalah manusia, namun ia tidak menjawab pertanyaanku dan hanya berdiam diri di pojokan koridor.Â
Lagi, aku memberanikan diri dengan suara yang lebih lantang dan kembali bertanya, "SIAPA???"
Selang beberapa saat ia pun menjawab pertanyaanku dengan nada yang sangat lembut sambil mengayunkan tangan kirinya dengan begitu pelan, katanya "Vina..."