Alhasil, mungkin mereka memasak sekedarnya saja, yang penting bisa tersaji dan disantap sebelum berangkat ke sekolah, perkara rasa itu urusan belakangan. Apalagi jika memang tidak punya kepandaian memasak, bukan saja memasak ala kadarnya tetapi bisa jadi tidak memasak dan hanya membekali anak-anaknya dengan uang jajan yang berlebih.
Nah, dengan makanan MBG ini, selain memang memenuhi standar gizi dan higienis yang terjamin, ia juga tentu memiliki rasa dan tata sajian yang menarik karena disediakan oleh orang profesional, sehingga anak-anak lahap menikmatinya.
Catatan berikutnya, adalah bahwa dengan program MBG ini ada hikmah yang bisa diambil yakni sebelum makan anak-anak diharuskan mengawalinya dengan membaca doa sebelum mulai makan. Ini bukan saja makanannya bergizi secara lahiriah tetapi juga berfaedah secara bathiniyah.
Catatan terakhir, bahwa melihat dari budget serta porsi makanan MBG ini, sepertinya ini adalah untuk konsumsi makan pagi (jam istirahat) jadi sebaiknya ini didistribusikan untuk disantap sebagai makan pagi, dan bukannya menjadi makan siang.
Besar kemungkinan anak-anak akan jajan di saat jam istirahat, apalagi jika mereka tidak/ belum sarapan saat berangkat sekolah. Jajanan yang dikonsumsi oleh anak-anak bisa jadi merusak selera makan dan juga penyerapan gizinya.
Kualitas gizi yang baik sangat penting bagi perkembangan anak-anak, baik itu menyangkut kesehatannya juga prestasi belajarnya. Program MBG jika dapat dijalankan dengan baik dan tepat tentu akan berdampak positif bagi peningkatan kualitas hidup anak-anak Indonesia serta keluarga Indonesia.
Program makan bergizi gratis untuk anak sekolah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan dan prestasi belajar yang harus kita dukung dan sukseskan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H