Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Awalnya Kukira Hanya Kebijakan Populis, Taunya MBG ini Sangat Positif

11 Januari 2025   11:00 Diperbarui: 11 Januari 2025   11:00 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program makan bergizi gratis (MBG) bagi murid sekolah telah mulai diuji cobakan awal Januari lalu, awalnya saya memandang program ini hanyalah sebagai janji politik atau kebijakan populis untuk mencari simpati rakyat.

Dalam tataran teoritis, program ini memang sangat bagus dan sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia. Program makan bergizi gratis (MBG) untuk anak sekolah ini tidak hanya meningkatkan kesehatan, tetapi juga dapat memperbaiki prestasi belajar, mengurangi kesenjangan sosial serta memutar roda ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sebagaimana halnya dengan banyak program-program pemerintah lainnya, pastilah ada tantangan-tantangan dan juga hambatan-hambatan yang harus dihadapi, apalagi di tahap-tahap awal. Seperti halnya dengan program makan bergizi gratis ini pastilah terjadi hal-hal yang tidak atau belum sesuai dengan ekspektasi.

Namun, terlepas dari semua kekurangan-kekurangan yang terjadi di tahapan ujicoba ini. Secara garis besar apa yang saya lihat dari pelaksanaan program MBG ini di daerah saya Kota Kendari, bahwa ini adalah program yang sangat penting, bermanfaat dan harus didukung oleh semua pihak.

Penyediaan makanan sehat dan bergizi dalam skala besar, yang ketahanan atau keawetannya sangat terbatas, baik itu oleh waktu maupun kondisi lingkungan dan pengemasannya bukanlah perkara mudah.

Ini mungkin akan mudah disediakan oleh perusahaan industri, namun karena program MBG ini melibatkan usaha mikro kecil sebagai bagian dari pemberdayaan dan penguatan ekonomi rakyat, ini tentu akan sedikit sulit.

Gambaran dari ujicoba selama seminggu ini (5 hari sekolah) di 12 sekolah dasar di dua kelurahan di Kota Kendari, termasuk di antaranya dua sekolah tempat anak saya bersekolah. Bahwa program ini berjalan menggembirakan, meski ada beberapa catatan.

Yang pertama dan ini merupakan catatan penting untuk menggambarkan bahwa program ini harus berkesinambungan dan terus disempurnakan oleh semua pihak, yaitu program ini disambut dengan semangat dan antusiasme yang tinggi baik itu oleh para murid, pihak sekolah dan penyalur (vendor) serta pengawas dan pihak-pihak lain yang terlibat du dalamnya.

Secara umum sajian makanan bergizi gratis ini cukup memuaskan yang memenuhi unsur empat sehat, tetapi belum lima sempurna karena minus susu (catatan: di daerah kami tidak ada peternakan sapi dan mungkin harga susu instant tak terpenuhi oleh budget anggaran). Namun, jika ada kekurangan sepertinya itu hal yang lumrah, mengingat persoalan penyediaan makanan MBG ini tidaklah sesederhana yang kita pikirkan.

Ini melibatkan rantai yang panjang, mulai dari penyediaan bahan baku, pengolahan, pengemasan hingga pendistribusiannya. Penyediaan bahan untuk sekitar 3000-5000 paket tentu bergantung pada ketersediaan pasar, dan ini sesuatu yang rentan terganggu kontinuitas ketersediaannya di pasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun