Ada apa dengan Manchester City?, ada apa dengan Pep Guardiola?. Performa buruk The Citizens terus berlanjut saat bertemu Aston Villa di Villa Park, tim asuhan Pep Guardiola kalah 2-1 oleh pasukan pelatih Unai Emery di lanjutan pekan ke-17 Liga Premier.
Tuan rumah Aston Villa berhasil unggul terlebih dahulu pada menit ke-16, melalui gol dari Jhon Duran yang berhasil melakukan penyelesaian dengan sangat baik memanfaatkan umpan matang Morgan Rogers dalam sebuah serangan cepat.
City yang sedang terpuruk dengan kebuntuan mereka yang hanya menang sekali dalam 11 pertandingan terakhir mereka di semua kompetisi berusaha bangkit. Namun meski mendominasi penguasaan bola, mereka sepertinya sudah lupa untuk menang.
Babak pertama berakhir dengan keunggulan The Villans 1-0. Meski tampil dengan penguasaan bola yang lebih dominan, namun satu-satunya peluang terbaik tim tamu hanya datang dari Phil Foden sepuluh menit sebelum jeda yang memaksa Emi Martinez melakukan penyelamatan gemilang dan hanya memberi tendangan sudut untuk City.
Tujuan utama pasukan Guardiola sekarang adalah meraih kemenangan yang terakhir mereka rasakan saat menang atas Nottingham Forest di pekan ke-14 Liga Primer, setelah sebelumnya dalam tujuh laga di semua kompetisi mereka kalah enam kali dan sekali seri.
Alih-alih mencetak gol balasan, The Citizens semakin merana dengan gol kedua Villans. Â Youri Tielemans dan John McGinn bekerja sama dengan brilian dan McGinn mengirim umpan ke Morgan Rogers yang dengan mudahnya melewati Kovacic dan mantan pemain City itu melepaskan tendangan kaki kiri yang melewati penjaga gawang Stefan Ortega. Â
Tertinggal 2-0, respon City sebagai tim juara bertahan empat musim berturut-turut terlihat biasa-biasa saja. Kerapuhan lini belakang yang menjadi sorotan akhir-akhir ini, juga diikuti oleh mandulnya lini depan, Erling Haaland yang menjadi andalan hanya mencetak satu gol dalam enam pertandingan terakhirnya untuk Manchester City.
Meski pada akhirnya Phil Foden bisa mencetak gol di menit-menit terakhir untuk memberi sedikit harapan bagi Man City. Tetapi itu semua tidak cukup, mereka sudah kehabisan waktu dan sepertinya Pep Guardiola harus siap-siap mencari klub baru.
Kekalahan yang terus berlanjut, ejekan pendukung MU di Etihad Stadium saat City kalah  "dia akan dipecat", "dia akan dipecat" bukan tidak mungkin akan benar-benar terjadi di pekan ini. Di klub sebesar Manchester City, sembilan kekalahan dalam 12 pertandingan dan hanya sekali menang dengan kebobolan 27 gol tentu itu menjadi masalah.
Publik Etihad Stadium tentu mulai gregetan, City kini terlempar dari zona Liga Champions dan ini adalah yang pertama kalinya sejak musim 2009/10. Jika trend minor ini terus berlanjut bukan tidak mungkin City akan absen dari kompetisi Eropa musim depan.
Tidak terbayangkan oleh para pemain dan juga pendukung klub, Manchester City hingga di akhir Oktober lalu tidak terkalahkan di semua kompetisi. Kini menjelang awal tahun mereka hanya sekali menang dari 12 laga di semua kompetisi.
Jika di Liga Primer mereka berada di peringkat ke-enam, di Liga Champions mereka bahkan terancam tidak lolos ke fase berikutnya, berada di posisi ke-22 dari 24 tim yang akan lolos ke babak selanjutnya.
Kekalahan 1-4 dari Sporting Lisbon, kemudian bermain imbang 3-3 kontra Feyenoord padahal mereka telah memimpin 3-0 hingga menit ke-75, kemudian kembali takluk 0-2 dari Juventus di Turin. Ini bukanlah hasil yang bisa dimaklumi dari tim sekelas City.
Pep Guardiola menjadi pelatih tersukses di Manchester City, Pep yang menangani Manchester City sejak 2016 telah menghadirkan enam trofi Liga Inggris, empat gelar Piala Liga Inggris, dua Piala FA dan satu Liga Champions.Â
Meski demikian kekalahan mengerikan yang dialami Pasukan Biru Laut dalam dua bulan terakhir ini sepertinya akan menjadi salam perpisahan untuk Guardiola.
Jadwal super padat, banyaknya pemain yang cedera, tentu bukanlah alasan yang bisa diterima untuk klub sekelas Manchester City yang memiliki skuad kelas utama. Beberapa pemain belakang yang cedera kini sudah kembali berlatih.
Mungkin hanya Rodri yang masih akan berkutat dengan cederanya, memang keberadaan peraih balloon d'or 2024 ini cukup vital di lini tengah belakang City. Apakah cederanya gelandang bertahan pemain tim nasional Spanyol ini yang menjadi sebab penurunan drastis penampilan City?
Penggemar bola dunia tentu penasaran atas nasib mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munich ini, yang meninggalkan klubnya itu saat masih sedang berjaya. Apakah Ia akan tetap bertahan di Etihad, menemani klubnya terpuruk  dan semakin terpuruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H