Tidak terbayangkan oleh para pemain dan juga pendukung klub, Manchester City hingga di akhir Oktober lalu tidak terkalahkan di semua kompetisi. Kini menjelang awal tahun mereka hanya sekali menang dari 12 laga di semua kompetisi.
Jika di Liga Primer mereka berada di peringkat ke-enam, di Liga Champions mereka bahkan terancam tidak lolos ke fase berikutnya, berada di posisi ke-22 dari 24 tim yang akan lolos ke babak selanjutnya.
Kekalahan 1-4 dari Sporting Lisbon, kemudian bermain imbang 3-3 kontra Feyenoord padahal mereka telah memimpin 3-0 hingga menit ke-75, kemudian kembali takluk 0-2 dari Juventus di Turin. Ini bukanlah hasil yang bisa dimaklumi dari tim sekelas City.
Pep Guardiola menjadi pelatih tersukses di Manchester City, Pep yang menangani Manchester City sejak 2016 telah menghadirkan enam trofi Liga Inggris, empat gelar Piala Liga Inggris, dua Piala FA dan satu Liga Champions.Â
Meski demikian kekalahan mengerikan yang dialami Pasukan Biru Laut dalam dua bulan terakhir ini sepertinya akan menjadi salam perpisahan untuk Guardiola.
Jadwal super padat, banyaknya pemain yang cedera, tentu bukanlah alasan yang bisa diterima untuk klub sekelas Manchester City yang memiliki skuad kelas utama. Beberapa pemain belakang yang cedera kini sudah kembali berlatih.
Mungkin hanya Rodri yang masih akan berkutat dengan cederanya, memang keberadaan peraih balloon d'or 2024 ini cukup vital di lini tengah belakang City. Apakah cederanya gelandang bertahan pemain tim nasional Spanyol ini yang menjadi sebab penurunan drastis penampilan City?
Penggemar bola dunia tentu penasaran atas nasib mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munich ini, yang meninggalkan klubnya itu saat masih sedang berjaya. Apakah Ia akan tetap bertahan di Etihad, menemani klubnya terpuruk  dan semakin terpuruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H