Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Catatan Menarik dari El Clasico 258, Berkah Hansi Flick Duka Mbappe

28 Oktober 2024   22:09 Diperbarui: 28 Oktober 2024   22:31 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Duel antara dua musuh bebuyutan Liga Spanyol, Real Madrid kontra Barcelona yang bertajuk El Clasico selalu menjadi cerita tersendiri baik oleh pendukung kedua klub maupun oleh penggemar liga Spanyol dan juga penggemar sepakbola dunia.

Pertemuan El Clasico terakhir yang merupakan El Clasico ke-258 Sabtu kemarin berakhir dengan manis bagi Barcelona. Tak tanggung-tanggung pasukan raksasa Catalan itu membantai Madrid empat gol tanpa balas di hadapan pendukung sendiri di Santiago Bernabeu.

Meski Madrid masih unggul dari rekor pertemuan head to head el Clasico dengan 106 kemenangan, dan 101 kalah serta 51 kali berkesudahan imbang. Kekalahan terakhir pasukan Carlo Ancelotti ini terasa menyakitkan, bukan saja karena terjadi di kandang sendiri, tetapi terjadi di saat mereka sedang baik-baik saja.

Real Madrid adalah juara bertahan Liga Spanyol dan juga Liga Champions dengan skuad mentereng. Dimana secara statistik, menurut data dari Transfermarkt nilai pasar Real Madrid mencapai 1,352 M Euro atau sekitar Rp. 23,62 Triliun.

Skuad Los Galacticos, diperkuat oleh pemain-pemain bintang kelas satu dengan nilai pasar menakjubkan seperti Vinicius Jr yang nilai pasarannya mencapai 200 juta Euro atau sekitar Rp. 3,48 Triliun. Juga ada Kylian Mbappe dan Jude Bellingham dengan nilai pasar 180 juta Euro atau Rp. 3,1 Triliun.

Sementara itu, Blaugrana sedang dalam krisis mendalam terkait kesehatan finansial klub, sehingga kurang bisa bermanuver di bursa transfer untuk merekrut pemain baru, pembelian terbesar mereka hanyalah Dani Olmo, itupun dengan melepas beberapa pemainnya termasuk diantaranya salah satu talenta muda Barca Marc Guiu yang dilepas ke Chelsea.

Barcelona saat ini banyak memainkan skuad muda mereka, namun patut disyukuri pemain-pemain muda Barca mampu beradaptasi dengan baik sehingga mendapatkan tempat di tim utama.

Barcelona menurut data Transfermarkt memiliki nilai pasar jauh lebih kecil dari Real Madrid, nilai pasar Blaugrana berada di angka 944 juta Euro atau Rp16,41 triliun. Pemain dengan nilai pasar tertinggi Barca adalah Lamine Yamal dengan nilai pasar mencapai 150 juta Euro atau sekitar Rp. 2.6 triliun.

Sementara pemain Barca lainnya mempunyai nilai pasar di bawah 100 juta Euro, dengan nilai pasar tertinggi berkisar 90 juta Euro yakni Gavi.
Juga ada Pedri dengan nilai pasar 80 juta Euro, kemudian ada juga Ronald Araujo (70 juta Euro), kemudian Frankie de Jong, Dani Olmo dan Rapinha, masing-masing bernilai 60 juta Euro.

Selain dari sisi skuad, perbandingan menarik antara kedua kesebelasan adalah dari sisi gelar, dimana Real Madrid total menjadi juara Liga Spanyol sebanyak 36 kali, sementara Barcelona 27 kali. Tetapi, di Copa del Rey atau Piala Raja, Barcelona unggul dengan 31 gelar juara, sedangkan Madrid hanya 20 kali.

Menyimak dari hasil El Clasico hari Minggu kemarin, kekalahan pasukan Don Carlo ini memutus perjalanan mulus catatan tak terkalahkan Real Madrid dalam 42 pertandingan dan dengan cara yang memalukan digelontor empat gol tanpa balas.

Parahnya lagi rekor tak terkalahkan terpanjang adalah milik Barcelona, yakni sebanyak 43 pertandingan tak terkalahkan yang diukir Barca di tahun 2017 dan 2018. Yah, hanya kurang satu pertandingan tidak kalah saja, tetapi Madrid harus menerima pil pahit dari si pemegang rekor itu sendiri.

Ada fakta menarik yang dapat menjadi cerita berseri dari duel El Clasico terakhir ini, yakni laga Real Madrid vs Barcelona. Ini menjadi laga El Clasico perdana bagi Kylian Mbappe dan juga bagi pelatih baru Barca, Hansi Flick.

Bagi Kylian Mbappe, El Clasico perdananya adalah mimpi buruk yang harus segera dilupakan, digadang-gadang sebagai mesin gol baru Real Madrid, Mbappe gagal memenuhi ekspektasi jutaan penggemar El Real.

Ini adalah laga Clasico pertama bagi Mbappe sejak bergabung dengan Madrid dari Paris Saint-Germain pada musim panas lalu dalam transfer terbesar di bursa transfer musim panas. Mbappe bersama PSG mempunyai catatan bagus atas Barcelona, Ia mencetak enam gol melawan Barca dalam empat pertandingan bersama PSG.

Tetapi di laga pekan ke-11 Liga Spanyol kali ini peruntungan Mbappe sirna, menyia-nyiakan banyak kesempatan mencetak gol karena perkara bendera offside yang sering dikibarkan saat Ia mendapat peluang. Yah, diharapkan mencetak gol, tetapi Mbappe lebih senang melakukan offside.

Secara total, Mbappe tertangkap offside sebanyak enam kali di babak pertama dan dua kali di babak kedua. Lebih banyak dari yang pernah Ia lakukan dalam pertandingan mana pun sebelumnya sepanjang kariernya. Ini adalah rekor offside terbanyak di LaLiga dalam 15 musim terakhir.

Bagi pelatih Barcelona, Hansi Flick, laga Clasico perdananya ini menjadi sebuah tantangan yang terjawab tuntas. Bermain sebagai tamu di Santiago Bernabeu tidak membuatnya bermain bertahan, Ia justru membawa pasukannya lebih agresif dan menguasai lapangan.

Salah satu perubahan cakep yang dibawa Flick adalah pertahanan agresif Barca dengan pertahanan garis tinggi yang lebih maju ke depan. Dari catatan yang ada Barca bermain dengan garis pertahanan tertinggi di Liga Spanyol yakni di area 55 meter saat bola berada di daerah pertahanan lawan.

Hasilnya, selain agresif dengan tekanan tanpa henti, mereka juga membuat lawan frustasi dengan perangkap offside yang efektif, seperti yang dialami Mbappe. Dalam catatan yang ada hingga pekan ke-11 ini Barca telah memerangkap lawannya lebih dari 70 kali offside, dan ini adalah yang terbanyak dari tim mana pun di lima liga top Eropa.

Hansi Flick juga sukses meramu pasukannya dengan kombinasi pemain muda dan senior yang efektif. Dalam El Clasico ke-258 ini Blaugrana turun dengan komposisi pemain muda yang menjadi tim termuda kedua Barcelona di laga Clasico dalam 80 tahun terakhir dan yang termuda sejak 68 tahun yang lalu.

Satu lagi catatan menarik dari duel Clasico ini adalah anak muda fenomenal Barca, Lamine Yamal yang membuat satu gol cantik dalam pertandingan ini. Mencetak gol luar biasa, yang membuat kiper lawan tak mampu berbuat banyak, dan stadion pun terdiam.

Dengan golnya ini, Lamine Yamal menjadi pencetak gol termuda sepanjang sejarah di laga El Clasico ini. Kini Lamine Yamal sudah bukan lagi bintang masa depan Barcelona dan Spanyol, tetapi Yamal adalah bintang masa kini dan juga masa depan Barcelona.

El Clasico terakhir ini menjadi mimpi buruk yang akan menggangu perjalanan Madrid dan juga Ancelotti ke depannya, hasil di Santiago Bernabeu ini menjadi sinyal ada masalah dalam permainan El Real yang sebelumnya tertutupi oleh performa brilian individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun