Meski Arsenal untuk sementara masih memuncaki klasemen Liga Premier, namun perhatian publik sepakbola penggemar Liga Inggris tertuju pada dua tim juara di enam musim terakhir, Liverpool dan Manchester City yang malam tadi melakoni laga bigmatch yang berkesudahan imbang 1-1.
Menghadapi laga krusial ini, The Reds yang tampil sebagai tuan rumah, turun dengan formasi tim yang boleh dikata sangat spekulatif. Klopp memainkan pemain dengan sedikit pengalaman melawan City sebagai starting di line-up yang diturunkannya.
Lima pemain yang dipilih Jurgen Klopp sebagai starter belum pernah sekalipun tampil sebagai starter dalam pertandingan melawan City sebelumnya. Caoimhin Kelleher, Jarell Quansah, Connor Bradley, Wataru Endo dan Luis Diaz. Sementara itu, Darwin Nunez Dominik Szoboszlai dan Alexis Mac Allister baru sekali tampil menghadapi The Citizen.
Hal sebaliknya dengan Manchester City, Pep Guardiola memiliki banyak pemain veteran berpengalaman yang bisa dia andalkan untuk menghadapi laga krusial kontra Liverpool ini.
Namun demikian, kenyataan di Anfield menunjukkan hal sebaliknya. Pasukan hijau Klopp terutama di barisan belakang yang diisi oleh pemain muda seperti Connor Bradley dan Jarell Quansah tampil cukup lugas dan tidak canggung menghadapi serangan-serangan City. Justru City yang sedikit kewalahan menghadapi ancaman Liverpool.
Fakta dari laga kali ini, bukan hanya berbicara tentang siapa pemain yang diturunkan oleh kedua pelatih. Namun, ini berbicara tentang pertaruhan dua orang pelatih yang secara kolektif telah melewati atmosfir panas persaingan penuh gengsi berulang kali.
Keberanian Jurgen Klopp yang memilih menyimpan beberapa pemain seniornya dan lebih mempercayakan kepada skuad muda, tentu bukanlah perjudian, dengan persaingan papan atas Liga Premier yang semakin ketat dengan tiga tim yang bersaing.
Setiap pertandingan menjadi begitu penting apalagi jika berhadapan dengan sesama kompetitor. Meski harus berakhir seri, namun sepertinya ini adalah hasil yang paling pantas bagi kedua pelatih.
Hasil dari laga ini sungguh telah menunjukkan kekuatan dan kehebatan masing-masing pelatih. City yang memiliki pemain dengan postur yang tinggi dan kuat yang menjadikan mereka terlihat dominan dalam duel bola udara. Dan hal ini menjadi andalan Pep untuk menjadikan skema bola mati sebagai senjata andalan mereka.
Namun, kali ini meski gol City lahir dari skema bola mati, tetapi bukan tercipta dari sundulan yang kuat dan keras. Gol pembuka City yang dicetak Jones Stones datang dari sepakan indah di tiang dekat yang menipu setiap pemain Liverpool dari tendangan sudut Kevin De Bruyne.