Semua ini menjadikan posisi Xavi berada dalam sasaran kritik dan kecaman yang dirasakan Xavi begitu kejam dan dapat membunuhnya secara mental, dan ini membuatnya "terpaksa" mengambil keputusan yang dianggapnya terbaik bagi dirinya dan juga klub, serta para pemain yang sejauh ini selalu mendukungnya.
Xavi Hernandez, mengambil alih kepelatihan klub pada November 2021, Ia membawa Barcelona meraih gelar Piala Super Spanyol dan gelar La Liga musim lalu, dengan tim yang dibangunnya dengan pertahanan yang kuat.Â
Namun, kekuatan pertahanan Barcelona yang solid itu, musim ini justru menjadi titik rawan, mereka rapuh di lini belakang, dan melawan pasukan Kapal Selam Kuning, Barcelona kebobolan lima gol di kandang sendiri untuk pertama kalinya sejak 1963.
Musim ini dari 21 laga di La Liga, Barca telah kebobolan 29 gol dan berada di posisi ke-8 kebobolan terbanyak. Dan di semua kompetisi Barcelona kebobolan 17 gol. Sementara produktivitas gol Barca 64 gol di semua kompetisi dengan 43 di antaranya di La Liga.Â
Sepanjang perjalanannya bersama Barcelona, Xavi mencatatkan 76 kemenangan, 21 seri, dan 26 kali kalah, dengan persentase kemenangan 61,5% dengan dua gelar mayor sebenarnya cukup bagus bagi Xavi.
Namun, tekanan berat yang dirasakan Xavi di musim terakhir ini, cukup untuk membuatnya mengambil keputusan pergi dari tim Blaugrana. Xavi mengatakan meski Barcelona menjuarai Liga Champions, dia tidak akan berubah pikiran dan bertahan. Meski demikian, Xavi masih berpikir bahwa timnya masih berada pada jalur untuk bisa meraih trophy musim ini.
Xavi telah bulat dengan keputusannya. Pelatih berusia 44 tahun yang membintangi lini tengah Barcelona antara 1998-2015, dan telah memberikan banyak gelar bagi tim catalan itu, tentu memiliki cinta yang dalam bagi klub yang telah membesarkan namanya ini.Â
Demi yang terbaik bagi klub, Xavi memutuskan untuk tak memperpanjang kontraknya yang berakhir pada 30 Juni 2024, yang sebenarnya telah diperpanjang hingga Juni 2025.
Dinamika yang berkembang di pentas liga sepakbola dunia terutama di liga elite Eropa yang begitu dinamis, telah membuat dua pelatih "kondang" mengambil keputusan berhenti, belum lagi beberapa pelatih yang dipecat oleh klubnya seperti Jose Mourinho misalnya.
Dan bukan tidak mungkin hingga di akhir musim nanti akan menyusul pelatih-pelatih lainnya, yang memilih mundur atau bahkan dimundurkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H