Hal ini tidak mengherankan, banyak legenda rock Indonesia yang mengilhami generasi rock negeri ini berasal dari kita Malang. Sebut saja nama gitaris rock legend Ian Antono, musisi rock Abadi Soesman, gitaris Totok Rewel, ada juga mantan vokalis grup band Bentoel Micky Jaguar yang disebut sebagai Mick Jagger-nya Indonesia.
Masa itu, GOR Pulosari menjadi saksi, tetapi sayang sekali GOR Pulosari ini sudah tidak ada sejak akhir tahun 1990-an. Kekritisan penonton rock Malang menjadi momok bagi grup-grup band rock pada saat itu, namun juga menjadi tantangan dan ambisi bagi mereka untuk melewatinya. Sebut saja grup seperti Elpamas, Grass Rock, Rock Trickle dll bisa menjadi grup yang punya nama di blantika musik rock tanah air.
Penonton Malang memang ganas, tapi sepanjang ingatan saya yang hampir selalu menonton setiap pentas rock di Pulosari (apalagi kos-kosan saya hanya sepelemparan baru dengan GOR Pulosari), saya tidak pernah melihat penonton berkelahi antar sesama penonton, meski banyak diantara penonton itu menenggak minuman keras.
Beda banget dengan kondisi pentas musik jaman sekarang, yang sedikit-sedikit tawuran padahal musiknya juga musik pop, atau dangdut yang tidak seberingas musik rock berirama metal milik Judast Price, Deep Purple ataupun Led Zeppelin dan Rolling Stone.
Meski pergelaran rock ini berlangsung di ruang tertutup, dengan penonton yang datang dengan fanatisme aliran yang berbeda-beda, ada penggemar Judast, Purple, Zeppelin, Stone, Genesis, mereka saling kompak saja menikmati pertunjukan tanpa saling mengejek antara satu dengan yang lain, terkecuali ada yang salah dalam permainan musik yang dibawakan.
Grup band legend tanah air, seperti God Bless, dengan Ahmad Albarnya, SAS dengan Ucok Harahap dan Arthur Kaunang, Bentoel dengan Micky Jaguar, Cockpit dengan Freddy Tamaela, dll, semuanya menjadikan konser di kota Malang sebagai target yang harus ditaklukkan.
Kejuaraan Go-kart Nasional
Satu lagi kenangan yang membekas adalah Kejuaraan Go-kart nasional yang diselenggarakan di sirkuit jalan raya Jl. Besar Ijen Malang. Pertengahan tahun 1980-an menjadi tahun booming Kejuaraan Go-kart di Indonesia, dan salah satu rangkaian Kejuaraan nasional Go-kart dilaksanakan di kota Malang, dengan mengambil tempat du Jln. Besar Ijen, meski berupa sirkuit jalan raya, tetapi lintasan sirkuit jalan Ijen ini menjadi salah satu yang terbaik saat itu.
Kebetulan tempat kost saya berada di jalan Ijen ini, jadi pastilah menonton karena lintasan balapnya ada di depan rumah. Ketika orang-orang harus membayar untuk menonton, kami justru gratis, bukan itu saja, karena kosan kami ada di jalan Ijen, kami akhirnya bisa kenal dengan pebalap-pebalap nasional yang terjun sebagai pembalap Go-kart.
Saat itu, tim balap yang menjadi andalan adalah tim Bentoel Racing Kart, yah karena Bentoel adalah pabrik rokok asal Malang yang mensponsori tim ini. Nama-nama pembalap senior yang cukup disegani seperti Beng Soeswanto, Adiguna Sutowo, Ricardo Gelael, Andre Timothy, dan John Agus memperkuat tim ini.
Saingan tim tuan rumah Bentoel, datang dari tim sesama pabrikan rokok yakni Gudang Garam dengan pembalap andalannya Tony Sudarsono, Sinyo Haryanto dan pembalap bersaudara Stanley Iriawan dan Glenn Iriawan. Juga ada tim Djarum asuhan Dolly Indra Nasution dan tim Baygon dengan pembalap andalannya Farid Sungkar.