Tak terasa airmataku berlinang, yaa Allah agamamu masih tegak berdiri, orang yang papahpun yang sesungguhnya masuk dalam golongan penerima zakat datang ke rumah-Mu dengan ikhlas dan iman untuk menunaikan kewajibannya membayar zakat fitrah, sungguh tak terpikir olehku jika sekiranya masih ada orang yang mempunyai kemampuan namun melalaikan kewajiban zakatnya.
Malam itu kami bersama kawan-kawan yang bertugas membagikan zakat berangkat dengan penuh semangat, dan uang zakat dari si ibu tua tadi kami berikan kepada orang yang benar-benar membutuhkan, meski sebenarnya semua yang kami berikan zakat adalah orang yang layak dan pantas menerima zakat.
Kenapa kisah ini saya tulis sebagai kisah inspiratif Ramadhan, selama ini di beberapa Ramadhan yang lalu (namun sejak covid saya tidak lagi bertugas sebagai panitia zakat) saya begitu merasakan kenikmatan membagi-bagikan zakat fitrah kepada orang-orang yang membutuhkan, disaat orang-orang yang lainnya pada sibuk bergembira menyambut lebaran esok hari.Â
Tetapi malam itu saya begitu tersentuh, kalau sebelumnya saya melihat kegembiraan di wajah mereka yang menerima zakat, kali ini saya melihat kegembiraan yang sangat tulus dari wajah orang yang telah membayar zakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H