Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bagaimana Klopp Bawa Liverpool Keluar dari Situasi Sulit?

12 Maret 2023   11:10 Diperbarui: 12 Maret 2023   16:01 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi pemain Liverpool, Mohamed Salah (kanan), usai gagal mencetak gol dari titik penalti dalam laga melawan Bournemouth pada pekan ke-27 Liga Inggris 2022-2023. Laga Bournemouth vs Liverpool yang digelar di Vitality Stadium pada Minggu (11/3/2023) itu berakhir dengan kemenangan 1-0 tim tuan rumah. (Foto: AFP/STEVE BARDENS via kompas.com)

"Liverpudlian tentu dirundung kecewa dan kesedihan, menerima kenyataan tim favorit mereka kembali menelan kekalahan yang kedelapan musim ini.  You'll Never Walk Alone Liverpool"

Entah bagaimana cara menggambarkan anomali performa Liverpool musim ini. Inkonsistensi pasukan Jurgen Klopp begitu nyata terlihat.

Setelah secercah harapan kebangkitan Mohamed Salah cs usai kemenangan 7-0 atas Manchester United kemudian digantikan dengan kekalahan dari Bournemouth.

Bournemouth ini tim yang terancam degradasi, dan merupakan lawan yang mereka cukur 9-0 di Anfield pada putaran pertama pada Agustus silam. Kenyataan ini semakin menambah rasa ketidakpastian yang konyol bagi para Liverpudlian.

Satu pertandingan, dengan rekor kemenangan atas Manchester United, ternyata tidaklah cukup untuk menyatakan bahwa Liverpool telah mulai bangkit. 

Pelajaran berharga didapatkan The Reds dari kekalahan menyedihkan di Vitality Stadium melawan Bournemouth, betapa penguasaan bola tidaklah berarti apa-apa jika kecanggungan permainan antar lini masih terlihat nyata di lapangan.

Seiring bertambahnya usia dari skuad Jurgen Klopp, refreshing skuad belum berjalan sebagaimana yang diharapkan adalah masuk akal untuk bertanya apakah Jurgen Klopp telah diperlengkapi dengan amunisi pemain yang sesuai dengan kebutuhan membangun tim yang lebih solid.

Kegagalan penalti di babak kedua dari Mohamed Salah yang tidak pernah gagal dalam eksekusi penalti semakin mempertegas ada tekanan yang melingkupi ditengah merosotnya performa Liverpool. Jika saja eksekusi Salah tidak gagal, mungkin hasil akhirnya akan berbeda.

Gol Philip Billing di menit ke-28 sudah cukup bagi Bournemouth untuk mengklaim kemenangan tipis 1-0 atas Liverpool, mengakhiri delapan pertandingan tanpa kemenangan The Cherries dalam pertemuan Liga Premier mereka dengan The Reds.

Cody Gakpo, Darwin Nunez dan Mohamed Salah yang saat kemenangan mengesankan atas United semuanya mencetak dua gol tetapi kali ini begitu kesulitan untuk melakukan shot on target.

Ada 15 percobaan Liverpool hanya enam yang tepat sasaran, namun itu semua tak cukup untuk menghasilkan satupun gol.

Tiga pemain depan yang digadang-gadang sebagai trisula baru Liverpool, namun sampai sejauh ini belum menunjukkan adanya koherensi antara mereka. Jelas masih ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh Klopp untuk mengeluarkan dan meramu kemampuan terbaik pemainnya.

Lini tengah juga sepertinya mengalami stagnasi, kombinasi canggung dari penuaan skuad dan peremajaan pemain yang tidak berkembang dengan cepat dan baik, meskipun boleh dikata perekrutan Cody Gakpo, Darwin Nunez dan juga Stefan Bajcetic dapat mewakili masa depan Liverpool yang layak.

Baik Gakpo, Nunez  maupun Bajcetic tidak memiliki awal yang cukup mudah untuk bergabung di Anfield. Mereka adalah pesepakbola yang sedikit tidak biasa, pemain yang "mengombang-ambingkan" harapan. 

Cody Gakpo secara teknis lebih berbakat, namun sayangnya kurang begitu bagus di bola udara, padahal jika dilihat dari ukuran tinggi badannya yang cukup menjulang Gakpo harusnya piawai di bola atas.

Begitu juga dengan Darwin Nunez pemain yang cukup berbakat, namun sayang Nunez kurang baik dalam membawa bola, tipikal permainannya cenderung ke gaya permainan serangan balik yang bukan gaya main Liverpool.

Dari segi kontribusi, kedua pemain ini sepertinya masih perlu banyak memberikan pembuktian bagi publik di Anfield, dan bagi para penggemar harus ada penyesuaian mental untuk menontonnya, serta mungkin juga butuh mengkalibrasi ulang ekspektasi mereka.

Agak sedikit berbeda dengan Stefan Bajcetic, talenta muda (19) berdarah Serbia dan berkewarganegaraan Spanyol ini cukup apik dalam setiap penampilannya bersama The Reds meski dalam usia yang relatif masih muda. 

Bajcetic memiliki kekuatan pada penguasaan bola, memiliki keseimbangan dan ketenangan dalam permainan serta punya kemampuan bola atas yang cukup baik.

Bajcetic mampu mengisi kekosongan lini belakang ataupun tengah, cukup baik dalam membaca permainan serta mengatur ritme dan tempo permainan, Bajcetic juga cukup bagus dalam mematahkan tekanan dengan umpan berisiko serta melakukan tekel saat dibutuhkan.

Memang masih ada waktu yang tersisa bagi Klopp untuk membenahi timnya, tetapi ekspektasi penggemar perlu disesuaikan dengan kenyataan. 

Inkonsistensi penampilan Liverpool harus segera dihilangkan, jika tidak Liverpool akan hilang dari kompetisi Eropa musim depan. Semoga saja tidak, YNWA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun