Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ratu Elizabeth II dan Warisan Monarki yang Masihkah Kukuh dengan Tradisinya

20 September 2022   02:19 Diperbarui: 21 September 2022   05:25 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana dulu saat meninggalnya mendiang istri pangeran Charles, Lady Diana Spencer. Kini meninggalnya Ratu Elizabeth II juga menjadi pusat perhatian dunia, meski latar belakang dari wafatnya kedua mendiang berbeda.

Namun, dukacita yang mendalam begitu terlihat bagi rakyat Britania Raya, termasuk dari negara-negara persemakmuran yang memang memiliki hubungan historis dengan monarki Inggris raya.

Menjadi gambaran yang menimbulkan sejumlah pertanyaan, apakah monarki merupakan aset pemersatu atau pelestari kolonial? Apakah seiring waktu kerajaan juga harus berubah, meninggalkan segala romansa-romansa kejayaan kolonialisme masa lalu. Masihkah persemakmuran akan bertahan dan dipertahankan?

Kemegahan dan keindahan masa lalu begitu kental terasa dalam prosesi pemakaman ratu, nuansa masa lalu yang diwarnai oleh sentuhan modern, terlihat begitu elegan dalam gaya busana yang dikenakan oleh keluarga kerajaan.

Yah, satu yang terkesan menjadi penting dalam prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II adalah aturan berpakaiannya yang penuh dengan kekhidmatan yang megah.

Untaian perhiasan mutiara yang menghias tampilan keluarga kerajaan, dengan topi kotak obat yang menjadikan rambut tidak ada yang tidak pada tempatnya. Sepatu hak tinggi, yang berkilap tak ada yang tidak dipoles, serta jahitan yang rapi hingga tak setitik seratpun yang terlihat pada mantel yang dikenakan.

Bagi keluarga kerajaan, ini adalah, potret kesedihan yang harus dijalani dalam sorotan paling terang dari segala penjuru. Bagi rakyat Inggris Raya mereka melihat keluarga kerajaan, Raja Charles III, Permaisuri Ratu, Putri Wales dan Duchess of Sussex, Pangeran Harry dan Williams, sementara bagi seluruh dunia mereka melihat Inggris dalam dukacitanya.

Prosesi pemakaman yang berlangsung di Windsor dimana peti jenazah melawati Long Walk, sebelum menuju misa di Kapel St George's, di kompleks Kastil Windsor.

Dan disinilah, tepatnya di Kapel George VI, jenazah Ratu Elizabeth II akan dikebumikan bersama jenazah sang suami, Pangeran Philip, yang juga dimakamkan di tempat ini ketika meninggal dunia pada 9 April 2021.

Rangkaian acara prosesi pemakaman kerajaan dihadiri ribuan orang, termasuk 500 kepala negara dan tamu-tamu penting dari seluruh dunia.

Di sepanjang rute perjalanan jenazah saat meninggalkan London hingga ke Windsor puluhan ribu warga dengan khidmat memberikan penghormatan terakhir kepada sang ratu dengan sebagian besar diantaranya melemparkan tangkai-tangkai mawar dan juga karangan bunga.

Peti jenazah dibawa menggunakan Kereta Meriam Kerajaan yang telah berusia 123 tahun dan ditarik oleh 142 kelasi. Kereta ini terakhir kali digunakan 43 tahun lalu saat pemakaman paman Pangeran Philip, Lord Mountbatten, kereta ini pernah juga digunakan untuk pemakaman Raja George VI, ayahanda Ratu Elizabeth, pada tahun 1952.

Para pendeta di pemakaman Ratu Elizabeth II yang dipimpin oleh Pendeta David Hoyle, bersama Uskup Agung Canterbury, Justin Welby yang menyampaikan khotbah begitu khidmat menjalankan prosesi pemakaman.

Kerah putih berjumbai yang dikenakan oleh para pendeta serta seragam militer merah dan emas yang dikenakan personel angkatan bersenjata kerajaan yang mengawal jenazah Ratu kontras dengan kesederhanaan para pelayat yang berpakaian hitam.

Menarik juga untuk dilihat penampilan dari para istri pewaris kerajaan dalam mengenakan busana pada prosesi pemakaman kenegaraan yang diketahui memiliki sederet aturan yang harus dipenuhi.

Camilla Shand, istri Raja Charles III, Duchess of Cornwall, yang kini telah resmi sebagai permaisuri atau Queen Consort. Ratu Camilla tampak anggun dengan mengenakan coat dress berwarna hitam sepanjang mata kaki, yang dipadukan dengan celana ketat hitam yang biasa dikenakan oleh para bangsawan.

Melengkapi tampilan elegannya, Camilla mengenakan topi hitam lengkap dengan veil jaring. Sang Permaisuri juga terlihat mengenakan perhiasan yang dikenal dengan nama Hesse Diamond Jubilee Brooch.

Ini merupakan perhiasan berlian berbentuk hati yang memiliki detail angka 60. Ini merupakan perhiasan Ratu Elizabeth yang menandakan 60 tahun pemerintahan Ratu Elizabeth II.

Ratu Camilla juga tampak membawa tas hitam. Dan mengenakan sepasang sepatu hak hitam berbahan suede sebagai alas kaki.

Sementara itu istri pangeran William, Catherina Elizabeth "Kate" Middleton putri Wales. Saat di Westminster Abbey, Kate terlihat mengenakan Bahrain Pearl Drop Earrings dan kalung mutiara four strand pearl choker with center diamond clasp (empat untaian mutiara dan gesper berlian). Kedua perhiasan ini merupakan koleksi pribadi dari mendiang Ratu Elizabeth II.

Kalung yang dikenakan Putri Wales ini memang terlihat menonjol dikenakan dalam paduan gaun mantel V-neck gaya fit-and-flare yang dikenakannya. Kalung mutiara itu juga pernah dikenakan oleh Lady Diana.

Meghan Markle, Duchess of Sussex istri pangeran Harry tampak memasuki Westminster Hall, dengan satu set perhiasan anting mutiara dan berlian.

Anting itu merupakan pemberian dari mendiang Ratu Elizabeth II yang dihadiahkan kepada Meghan sebelum perjalanan pertamanya dengan Pangeran Harry pada 2018.

Meghan Markle juga tampil chic dalam gaun jubah hitam rancangan dari Stella McCartney.

Pakaiannya yang ramping sesuai dan mematuhi aturan penggunaan gaun yang berlaku di lingkungan kerajaan dengan mantel selutut hitam bersama dengan topi hitam dan kerudung.

Dia juga mengenakan topi bertepi lebar, tapi tidak termasuk kerudung hitam seperti yang dipakai saudari iparnya, Kate Middleton. 

Duchess of Sussex ini juga terlihat membawa clutch dan mengenakan sarung tangan hitam. Meghan Markle juga memakai stocking dan pump heels hitam sebagai pelengkap.

Prosesi penuh haru namun excellent dan khidmat telah usai, Sang Ratu telah beristirahat dengan tenang. Apakah monarki yang ditinggalkannya akan terus terjaga dalam tradisinya atau akan menyesuaikan dengan derap laju modernisasi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun