Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Masih Perlukah Demo Kenaikan BBM ataukah Perlu Sabar?

13 September 2022   16:42 Diperbarui: 13 September 2022   17:29 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: kompas.com/REZA AGUSTIAN

Kondisi dahulu itu mungkin saja tidak sama persis dengan situasi dan kondisi kini. Jika dahulu pilihan untuk menyikapi krisis yang terjadi dengan cara menjadi aktif dan produktif masih terbuka luas, sementara pilihan untuk bersikap pasif dan konsumtif (bersabar dan banyak berdoa menghadapi persoalan dengan penguatan spiritual) adalah pilihan yang boleh dikatakan tidak mendapatkan tempat dalam kehidupan dunia yang memang tempatnya untuk berikhtiar.

Di jaman kini, kondisinya mungkin sudah berbalik kembali, menjadi aktif dan produktif sudah mencapai titik maksimal yang hanya menyisakan sedikit ruang improvisasi itupun dalam persaingan yang sedemikian ketatnya, namun demikian tidak juga harus menjadi pasif dan konsumtif saja, tetapi aktif dan produktif yang diiringi sabar dan doa serta penguatan secara spiritual.

Bagi orang dari golongan berada, kondisi dan situasi krisis saat ini mungkin saja tidak membawa pengaruh apa-apa, kalau toh harus melakukan penyesuaian, itu adalah penyesuaian yang tidak signifikan, bahkan mungkin dalam situasi seperti ini, orang yang memiliki kelonggaran finansial dan modal dapat memanfaatkan peluang untuk meraih keuntungan, dalam situasi sulit bagaimanapun tetap saja ada peluang untuk meraih keuntungan, jangankan bagi yang memiliki modal, yang mengail di air keruh pun alias yang memanfaatkan situasi bisa mendapat keuntungan dari kesulitan ekonomi ini.

Kemudian ada pula golongan masyarakat menengah yang harus melakukan penyesuaian -penyesuaian agar bisa bertahan dari situasi sulit yang dihadapi. Kelompok ini mungkin saja ada yang masih bisa tenang, tetapi tentu ada pula yang resah, yang khawatir menghadapi krisis yang terjadi, ada banyak alasan yang bisa menjadikan orang resah dan khawatir atas kesulitan ekonomi ke depan yang terancam resesi.

Kemudian yang paling riskan dari situasi ini adalah masyarakat dari golongan menengah bawah, yang sebelumnya telah maksimal melakukan penyesuaian terhadap kondisi ekonomi yang dihantam badai covid 19. Belum berakhir krisis covid, datang lagi krisis ekonomi global yang dipicu oleh konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga banyak komoditas penting dunia terutama minyak.

Bagi golongan masyarakat menengah kebawah ini, jangankan melakukan usaha untuk menambah penghasilan, mempertahankan penghasilan saja mungkin sudah sulit bukan main. Adapun bantuan langsung tunai yang dikucurkan oleh pemerintah belum bisa menjadi bumper, selain karena sifatnya yang hanya sementara, jumlahnya yang terbatas, terus sasarannya juga terbatas dan belum tentu tepat sasaran.

Jika berbicara urusan perut yang merupakan hal yang tidak bisa ditunda, akan ada banyak tekanan yang bisa merontokkan logika seseorang, mulai dari stres, depresi bahkan tidak menutup kemungkinan tindakan kriminalitas, narkoba dan segala macamnya.

Situasi yang kita hadapi sekarang ini memang tidak bisa dikatakan mudah, gelombang protes dan demo dari mahasiswa dan masyarakat terus terjadi dan banyak yang berakhir ricuh, ini menjadi sinyal penting bagi seluruh stakeholder negeri ini untuk membuat dan mendukung segala kebijakan yang betul-betul berpihak kepada rakyat, jangan lagi ada kebijakan yang diorientasikan ke kepentingan politik dari semua pihak.

Mau tidak mau, untuk menyikapi kondisi dan situasi terkini, kita harus mengimbangi pendekatan ekonomi dengan pendekatan spiritual atau bathiniyah, artinya meski kita gagal menghadapi tekanan dan beban ekonomi tetapi kita tetap memiliki kekuatan untuk menghadapinya secara mental.

Kita tidak bisa lari dari kenyataan bahwa sesungguhnya persoalan tidak semuanya bisa diselesaikan dengan ikhtiar atau usaha semata, akan tetapi semua ikhtiar dan usaha manusia itu membutuhkan dukungan spritual, kekuatan jiwa dan bathiniyah untuk melihat jalan keluar, serta kekuatan agar tidak mudah jatuh dari hantaman krisis sekuat apapun.

Pendekatan bathiniyah atau spiritual paling sederhana dalam kondisi saat ini adalah meyakini bahwa Tuhan telah mengatur rezeki dari semua hamba-Nya. Jangankan manusia yang bisa berikhtiar, seekor ulat kecil yang terjepit batu di dasar sungai pun masih dijamin rezekinya melalui perantaraan mahluk lain di sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun