Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Robin Hood dari Butta Turatea, I Maddi Daeng Rimakka

13 Juli 2022   02:45 Diperbarui: 13 Juli 2022   02:55 1769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pementasan cerita rakyat I Maddi Daeng Rimakka, dipentaskan di Trans City Theatre, Trans Studio Theme Park (Foto: gosulsel.com) 

Sayangnya, I Maddi Daeng Rimakka harus gugur ditangan bangsanya sendiri, yang bahkan merupakan kerabat dekatnya. Karena pengkhianatan dan jebakan dari intrik perebutan kekuasaan di Butta (negeri) Turatea.

I Maddi Daeng Rimakka yang terkenal akan keberaniannya, serta keteguhan sikapnya dalam menghadapi lawan-lawannya, termasuk dalam melawan kompeni Belanda, ia dicintai dan dihormati oleh rakyatnya termasuk oleh para komplotan perampok yang segan dan tunduk pada Daeng Rimakka.

Dengan segala sifat yang dimiliki oleh I Maddi Daeng Rimakka, membawanya menjadi calon yang dipersiapkan untuk menjadi Raja di Butta Turatea. Hal inilah yang menyebabkan ada orang-orang yang tidak berkenan dan juga punya ambisi untuk menjadi raja di Butta Turatea, apalagi kedekatan Daeng Rimakka dengan komplotan paella' dan pagorra' tentu menjadi pertimbangan tersendiri untuk menjegal Daeng Rimakka untuk menduduki tahta kerajaan di Butta Turatea.

Maka disusunlah rencana jahat untuk menjebak I Maddi Daeng Rimakka. Bermula, dari seorang kerabat dekat Daeng Rimakka bernama Karaeng Bodo-bodoa bersama beberapa orang bangsawan lainnya, mencuri beberapa ekor kerbau dan kuda milik Karaeng Bontotangnga yang sebenarnya disiapkan untuk pesta yang akan diselenggarakan oleh Karaeng Bontotangnga (Raja di Bontotangnga).

Kerbau dan kuda curian tersebut kemudian disembelih dan disantap bersama dalam pesta minum tuak, hingga di keesokan harinya terlihat jelas bekas dan sisa-sisa makanan di tempat tersebut, I Maddi Daeng Rimakka juga ikut bergabung di dalam pesta minum tuak tersebut meski ia tidak ikut dalam 'mencuri' kerbau dan kuda tersebut..

Mengetahui kerbau dan kuda yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pesta pernikahan salah seorang keluarga Karaeng Bontotangnga tersebut telah dicuri dan telah dijadikan santapan dalam pesta minum tuak yang juga dihadiri oleh I Maddi Daeng Rimakka.

Karaeng Bontotangnga lalu memanggil para Pemangku Adatnya menghadap untuk dimintai pendapat terkait peristiwa tersebut. Namun, para pemangku adat tersebut tidak mampu memberikan pendapat, dan pada akhirnya Karaeng Bontotangnga memutuskan untuk meminta pertanggungjawaban dari I Maddi Daeng Rimakka yang difitnah sebagai orang yang memerintahkan melakukan pencurian tersebut.

Maka diutuslah beberapa orang pemangku adat kerajaan Bontotangnga untuk menemui I Maddi Daeng Rimakka, dan menyampaikan pesan dari Karaeng Bontotangnga (yang sebenarnya juga masih merupakan kerabat dekat dari Daeng Rimakka) agar mengganti kerbau dan kuda yang telah dicurinya, karena kerbau dan kuda tersebut adalah untuk keperluan pesta Karaeng Bontotangnga.

Mendengar pesan yang disampaikan, I Maddi Daeng Rimakka yang terkenal pemberani menjadi geram dan naik pitam. Merasa ia tidak mencuri kerbau dan kuda-kuda tersebut, tentu saja ia menolak mentah-mentah permintaan untuk mengganti.

Para utusan Karaeng Bontotangnga pun akhirnya pulang dan menyampaikan tentang apa dan bagaimana sikap dari I Maddi Daeng Rimakka. Mendengar itu Karaeng Bontotangnga menjadi murka, namun mengingat antara dirinya dengan I Maddi Daeng Rimakka adalah kerabat dekat, apalagi ia sebagai seorang raja. Karaeng Bontotangnga masih memberikan kesempatan sekali lagi sebelum perang benar-benar terjadi.

Karaeng Bontotangnga kemudian kembali menyuruh utusannya untuk menemui Daeng Rimakka, agar mau mengubah keputusan dan sudi kiranya memenuhi permintaannya. Namun, jika Daeng Rimakka tetap bersikeras pada putusannya, maka Karaeng Bontotangnga berpesan kepada I Maddi Daeng Rimakka agar mempertajam tombaknya dan mengasah badiknya, karena biar bagaimanapun perang akan menjadi jalan keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun