Misalnya kuliah jam 8.00, akan tetapi bangunnya jam 9.00 karena tidurnya kemalaman, mau buru-buru ke kampus taunya perut keroncongan minta diisi.
Urusan waktu bagi orang-orang yang belum terbiasa hidup mandiri bukanlah hal yang bisa dianggap sepele, itu adalah hal yang cukup sulit untuk diatur, kapan harus makan, kapan harus belajar, kapan harus ke kampus dan banyak lagi hal lainnya yang harus diatur waktunya.
Demikian pula dalam hal keuangan, ini tidak mudah apalagi jika kemampuan keuangan yang terbatas. Kalau ini (keuangan) yang telah terganggu alamat pusing tujuh keliling dan akan mempengaruhi semuanya.
Dan yang paling banyak menjadi penghambat kesuksesan sekolah di perantauan adalah lingkungan pergaulan. Jika tepat memilih lingkungan dan teman bergaul maka bersyukurlah, karena 99% keberhasilan itu sudah ada di tangan. Akan tetapi jika sebaliknya, maka alamat kegagalan sudah terbayang di depan mata.
Sedikit berbagi cerita pengalaman kuliah di pertengahan tahun 80-an yang kondisi dan situasinya dengan saat ini tentu sudah jauh berbeda, namun tantangan yang dihadapi hampir sama saja dari dulu hingga sekarang, meski sekarang dengan kemajuan teknologi mungkin sudah banyak kemudahan dibandingkan dahulu, akan tetapi kemudahan dan kemajuan teknologi itu justru bisa menjadi masalah tersendiri bagi kelancaran sekolah di perantauan.
Zaman kami kuliah, kami anak-anak dari luar Jawa mengandalkan kiriman wesel pos yang kalau dikirim hari ini diterimanya butuh waktu paling cepat tiga hari sampai satu minggu bahkan kadang lebih.Â
Kalau wesel melalui bank agak cepat, kadang sehari sudah bisa diterima tergantung petugas pengantaran surat weselnya kalau cepat diantarkan ke alamat yah bisa segera ke bank untuk mencairkan kiriman.
Bisa dibayangkan ketika kita kehabisan duit, tetiba ada kebutuhan yang harus dibiayai, entah biaya makan, biaya kampus atau biaya karena sakit, dan harus menunggu kiriman yang datangnya harus menunggu berhari-hari.Â
Dan untuk urusan yang kayak begini, solusi kebanyakan anak-anak rantau itu adalah berhubungan dengan pegadaian, itu pun kalau masih ada barang yang bisa digadai.
Kalau zaman sekarang urusan transfer dana hanya dalam hitungan detik, tetapi dengan kemudahan seperti ini bisa saja menyebabkan kita kurang berhati-hati dalam mengelola pengeluaran dan mengantisipasi kebutuhan mendadak.Â