Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Antri Minyak Goreng, Lupakan Omicron

4 Maret 2022   00:17 Diperbarui: 5 Maret 2022   07:59 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: metrokendari.id

Entah oleh karena apa, kelangkaan minyak goreng terjadi di mana-mana termasuk di kota Kendari. 

Beberapa hari belakangan ini pembicaraan didominasi dengan keluhan oleh Ibu-ibu dan juga tak terkecuali bapak-bapaknya perihal kesulitan mencari minyak goreng. 

Bahkan untuk minyak goreng yang dijual dengan harga mahal (Rp 55.000-65.000/kemasan 2 liter) sudah tidak ada lagi di pasaran.

Saking langkanya minyak goreng ini, sampai ada rombongan ibu-ibu yang bergerilya dari toko ke toko untuk mencari minyak goreng. 

Dan jika terdapat ada toko yang menjual minyak goreng dalam sekejap saja informasi akan menyebar dan stok langsung ludes.

Tadi pagi istri saya dapat kabar, jika di salah satu toko ada stok minyak gorengnya, karena memang sudah dua hari ini persediaan di rumah sudah habis, berangkatlah istri saya ke toko yang dimaksud yang jaraknya cukup jauh juga dari rumah. Sesampai di toko, Alhamdulillah masih ada minyak goreng yang tersisa.

Tetapi oleh pemilik toko dibatasi pembelian hanya 1 liter saja dan itu pun ada syarat tambahan yakni tidak boleh hanya membeli minyak goreng saja tetapi harus belanja barang lain senilai minimal Rp 70.000. 

Istri saya hanya bisa membathin saja, akal-akalan model apalagi ini, ibarat sambil menyelam bukan lagi minum air tapi sudah minum kopi hehehe.

Nah, pagi tadi juga ramai di medsos video warga kota Kendari antri di kantor Perum Bulog yang mengadakan pasar murah, khususnya penjualan minyak goreng. 

Ratusan warga kota Kendari yang didominasi oleh emak- emak rela berdesakan tanpa memedulikan jarak lagi untuk mengantri panjang demi membeli minyak goreng murah merk 'cammila'.

Sungguh miris mengingat di Kendari masih dalam status PPKM level 3, meski tingkat penularan sudah agak menurun tapi masih tetap terus ada penambahan kasus baru setiap harinya. Sepertinya minyak goreng jauh lebih penting daripada Omicron.

Ratusan warga yang mengantri tersebut harus rela berdempet-dempetan demi mendapatkan minyak goreng murah. 

Bahkan, sebagian dari mereka terlihat menggendong anaknya saat mengantri untuk mendapatkan 3 pieces minyak goreng ukuran 900ml seharga Rp 13.500/pcs tersebut. Saking padatnya hingga ada seorang yang jatuh pingsan akibat kelelahan dan padatnya antrian.

Menurut informasi yang beredar kegiatan pasar murah khusus minyak goreng oleh Perum Bulog ini dijadwalkan berlangsung 3 hari, dan tadi adalah hari pertama.

Mengingat membludaknya pengantri dan sangat-sangat berisiko pada penyebaran covid-19, untuk menghindari terjadinya kerumunan warga saat di lokasi dihari berikutnya, pihak Bulog akan menerapkan sistem pembagian kupon sebagai syarat sebelum warga menerima minyak goreng.

Akan ada dua tahap, di mana pembeli membayar kemudian diberikan kupon oleh panitia dan yang membeli kupon tidak mesti orang yang bersangkutan langsung tapi bisa diwakilkan sehingga bisa menghindari kerumunan, sebagaimana dijelaskan oleh pihak panitia penjualan.

Minyak goreng yang dipasarkan ini berasal distributor minyak goreng yang sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah, dan pihak Perum Bulog sendiri hanya membantu menyalurkan. Namun sayangnya dari keterangan yang ada jumlah minyak goreng yang akan didistribusikan hanya sejumlah total 9600 pcs saja selama tiga hari.

Melihat kebutuhan di masyarakat, jumlah yang dibutuhkan jauh lebih besar daripada yang disebutkan itu. Dan minyak goreng yang beredar hanya yang dijual di pasar murah Bulog itu, di tempat lain kosong bahkan di luar kota Kendari juga kosong ada ada beberapa Ibu-ibu yang berasal dari kabupaten lain yang ikut mengantri karena di daerahnya juga telah 2 bulan ini terjadi kelangkaan minyak goreng.

Dari antrian yang terjadi di pasar murah oleh Perum Bulog, banyak juga orang-orang yang memilih pulang dan tidak jadi ikut mengantri, karena panjang dan padatnya antrian. 

Hari ini stok yang disediakan adalah 3000 pieces dan semuanya ludes diboyong masyarakat. Kalau dihitung 1 orang hanya boleh membeli maksimal 3 pieces, berarti antrian pembeli jumlahnya paling sedikit adalah 1000 orang.

Semoga pemerintah daerah cepat tanggap dalam mengatasi kelangkaan yang terjadi, apalagi sebulan lagi akan memasuki bulan Ramadhan, sangat bisa disinyalir ada "mafia" yang bermain dalam distribusi minyak goreng ini, dengan sengaja menahan distribusi dan menimbun stok.

Sungguh nggak tega melihat emak-emak harus berdesakan untuk membeli minyak goreng, ada yang mengatakan minyak goreng itu kebutuhan di rumah ada pula yang untuk kebutuhan berjualan gorengan.

"Saya ini penjual gorengan, tidak mungkinlah pisang goreng saya rebus, atau tahu isi jadi tahu isi rebus, tempe rebus, lumpia rebus, jalangkote (sejenis pastel) rebus" kata seorang tetangga yang kebetulan usahanya adalah penjual gorengan.

Sudah dua hari ini tetangga itu tidak berjualan karena tidak dapat minyak goreng, dan tentu saja dia sangat khawatir jika ini berlangsung lama dan panjang. 

Bagaimana asap dapurnya, cicilan kreditnya dan kebutuhan-kebutuhan hidupnya? Dalam kondisi ekonomi yang belum benar-benar stabil ini tapi dihantam lagi dengan kelakuan brengsek penimbun minyak goreng yang mungkin saja akan disusul dengan timbunan-timbunan barang kebutuhan pokok lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun