Liga Serie A Italia telah memasuki giornata ke-27, persaingan papan atas untuk merebut scudetto juga semakin sengit dan ketat.
Namun terjadi semacam anomali dari tim-tim papan atas di pekan-pekan terakhir liga Italia ini, sepertinya mereka "menolak" untuk menang.Â
Yah, kemenangan menjadi hal yang sulit mereka bukukan padahal hanya menghadapi klub-klub yang nota bene sedang sekarat dan berjuang keras keluar dari jurang degradasi.
Tiga klub papan atas, Milan, Inter dan Napoli bersaing ketat dalam perebutan poin. Milan memimpin di puncak klasemen dengan 57 poin, disusul Inter dengan 55 poin dan Napoli satu poin di belakang Inter.
Usai mengkudeta Inter di pucuk pimpinan tabel klasemen, Milan seharusnya bisa berlari dengan laju karena tiga lawan berikutnya relatif mudah, Sampdoria (15), Salernitana (20) dan Udinese (14) namun sayangnya, Milan hanya bisa menang tipis 1-0 atas Sampdoria, lalu ditahan imbang 2-2 oleh Salernitana dan 1-1 oleh Udinese.
Kegagalan AC Milan meraih kemenangan atas Udinese di San Siro tentu menjadi kekecewaan besar bagi manajemen dan juga para tifosi Milanisti.
Bertindak sebagai tuan rumah, Rossoneri memang tampil dominan di laga tersebut dengan mencatat 62 persen penguasaan bola.
Namun dari segi peluang, Alessio Romagnoli cs tercatat melepaskan 9 tembakan dengan tiga di antaranya mengarah ke gawang.Â
Sementara itu, Udinese justru lebih baik dari segi peluang dengan mencatat 10 percobaan dengan lima di antaranya tepat sasaran.
Skuad asuhan Stefano Pioli unggul lebih dulu dan membuka skor melalui gol yang dicetak Rafael Leao ketika laga memasuki menit ke-29.
Si "Zebra kecil" Udinese kemudian berhasil menyamakan kedudukan pada babak kedua, ketika laga memasuki menit ke-66, lewat gol yang dibukukan oleh Destiny Udogie.
Hasil imbang secara beruntun dalam dua laga terakhir Milan ini cukup disayangkan oleh Milanisti, seharusnya mereka tidak boleh lagi kehilangan poin jika ingin tetap bertengger di puncak klasemen.Â
Beruntung saingan terdekat mereka Inter, juga bernasib naas seperti mereka hanya mampu bermain seri saat bertandang ke markas Genoa tiga jam setelah laga Milan -- Udinese.
Meski dalam pertandingan melawan Udinese ini, Milan merasa dirugikan oleh keputusan wasit yang mengesahkan gol balasan Udinese yang mereka anggap dilakukan dengan tangan. Usai pertandingan, Direktur Teknik AC Milan Paolo Maldini dan pelatih Pioli kompak menyalahkan wasit.
Keduanya memprotes keputusan wasit yang tetap mengesahkan gol Udinese yang dianggap berbau handsball.
"VAR ada untuk menghilangkan keraguan. Ini bukan cara yang seharusnya digunakan dan ini bukan pertama kalinya," kata Maldini kepada Milan TV.
"Itu adalah insiden yang jelas, kami membutuhkan orang-orang yang memahami sepak bola untuk membuat keputusan dan itu berarti wasit."
"Milan berada di puncak klasemen dan kami tidak selalu memiliki wasit debutan di San Siro. Tidak mudah untuk memimpin di San Siro. Sayangnya, wasit membuat banyak kesalahan," tambah Maldini lagi.
Sementara itu, Pioli mengatakan, "Tidak diragukan lagi, ini jelas merupakan handsball yang mengarah ke gawang."
"Pemain Udinese mencetak gol dengan tangannya. Terus terang tidak mungkin VAR tidak melihatnya, jadi ini adalah kesalahan serius yang terbukti menentukan hasil akhir." Tambah Pioli lagi.
Terlepas dari hal itu semua, permainan sepak bola tidak pernah terlepas dari hal-hal yang berbau kontroversial dan itu bukan harus menjadi alasan. Karena apapun itu, hasil akhir adalah apa yang diputuskan oleh wasit dan ofisial pertandingan saat peluit akhir dibunyikan.
Nasib lebih mengenaskan dialami oleh Inter Milan yang ditahan imbang oleh Genoa di Stadion Luigi Ferraris, yang menorehkan rekor terburuk mereka di Liga Italia dalam 4 tahun terakhir.
Inter kembali membuang peluang untuk mengkudeta AC Milan di puncak klasemen Liga Calcio. Meski berhasil mempertahankan rekor cleansheet mereka dari Genoa, namun mereka juga gagal menjebol gawang Genoa yang sudah mereka gelontor 25 gol tanpa balas dari tujuh laga kedua tim sebelumnya.
Bagi skuad Inzaghi, hasil ini sudah sangat mengecewakan dan memprihatinkan, ini menempatkan mereka dalam kondisi krisis. Jika tidak segera bangkit, peluang mereka untuk mempertahankan scudeto bisa lepas direbut oleh Milan atau Napoli.
Dalam tiga laga terakhir Inter tidak bisa mencetak sebuah gol pun, ketajaman mereka sebagai tim tersubur di Serie A musim ini dengan mengemas 55 gol menjadi mandul, Â saat kalah 0-2 dari Liverpool, kalah 0-2 dari Sassuolo, dan kini seri 0-0 dengan Genoa.
Sebenarnya langkah Inter dalam mengejar scudetto sudah lebih mudah, meski dalam empat pertandingan terakhir, pertama kalah 1-2 melawan rival AC Milan, lalu seri 1-1 melawan rival lainnya Napoli.Â
Seharusnya melawan Sassuolo di San Siro yang mesti menang tapi malah kalah dan terakhir melawan tim papan bawah penghuni jurang degradasi Genoa mereka juga gagal meraih poin penuh.
Padahal jika bisa meraih kemenangan di kandang Genoa mereka akan memimpin lagi di puncak klasemen. Dan itu berarti akan sedikit meringankan langkah mereka selanjutnya dan sekaligus memberi tekanan pada pesaing.
Dalam pertandingan melawan Genoa. Data Whoscored menunjukkan Inter Milan menguasai jalannya pertandingan dengan penguasaan bola 73%-27%, dengan tembakan 21 kali dimana 4 diantaranya tepat sasaran, sementara Genoa hanya memiliki 7 tendangan dan hanya satu yang tepat mengarah ke gawang.
Di awal laga Inter sudah memiliki dua peluang bagus, percobaan first time dari Ivan Perisic masih bisa diamankan Salvatore Sirigu kiper Genoa. Kemudian, percobaan dari Hakan Calhanoglu yang masih meleset tipis di sisi kiri gawang Sirigu.
Genoa bahkan membuat pendukung Inter tahan nafas, saat serangan balik, Albert Gudmundsson sukses menyelinap di antara Alessandro Bastoni dan Ivan Perisic dan tinggal berhadapan dengan kiper Samir Handanovic, satang tembakannya dari jarak dekat masih melenceng dari tiang.
Genoa yang bermain dengan pressing ketat dan dengan barisan pertahanan yang cukup rapat membuat Inter Milan kesulitan.
Kebuntuan Inter belum juga pecah, padahal sebuah sundulan manis dari Danilo D'Ambrosio nyaris membuat mereka unggul, sayangnya masih membentur mistar gawang.
Sampai wasit meniup peluit akhir pertandingan skor kacamata masih tetap bertahan, sebuah kerugian besar harus dibawa pulang oleh Samir Handanovic dkk.
Kini peluang besar untuk menggeser Milan dari posisi puncak ada pada Napoli yang Senin subuh nanti akan melakoni laga tandang ke markas Lazio. Namun ini tentu saja laga yang cukup berat bagi skuad Luciano Spalletti.
Dalam empat laga terakhir, I Partonopei tidak pernah meraih kemenangan, selalu bermain seri 1-1 melawan Inter, Barcelona dan Cagliari, serta terakhir kalah 2-4 di kandang melawan Barcelona.
Yang menjadi catatan tersendiri adalah kegagalan mereka meraih angka penuh saat dijamu Cagliari yang juga merupakan tim penghuni zona degradasi, bermain 1-1di Sardegna Arena, Napoli nyaris kalah, tertinggal 1-0 hingga menit ke-87, beruntung pemain berbandrol termahal mereka Victor Osimhem mampu mencetak gol balasan.
Usai jumpa Lazio, Napoli kembali akan melakoni partai hidup mati kontra AC Milan. Kemenangan menghadapi Lazio akan menjadi kunci bagi Napoli untuk menatap scudetto, karena itu akan menjadi suntikan moral yang sangat positif bagi pasukan Luciano Spalletti.
Menarik untuk ditunggu siapa yang scudetto?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H