Tak bisa dipercaya, sungguh memalukan. Bahkan dengan keunggulan tiga gol pun di babak pertama, Barca tidak tahu bagaimana harus membuka kemenangan liga pertama mereka di luar kandang. Permainan yang efisien dan sedikit sentuhan keberuntungan menjadikan babak pertama milik Barcelona, keunggulan yang melenakan para pemain Barca membawa mereka ke babak kedua yang disesalkan.
Diibaratkan ayam, tim Blaugrana yang telah kehilangan taji, kini bertambah menyedihkan mereka kehilangan sayap pula, bermain begitu banyak dengan api hingga akhirnya terbakar sendiri. Perpisahan yang seharusnya indah, justru berakhir menyedihkan untuk Sergi Barjuan sebagai pelatih sementara, dan ini banyak menyisakan pekerjaan yang harus dibenahi pelatih anyar Xavi Hernndez ke depannya.
Dan yang pasti pekerjaan berat menanti Xavi, di rumahnya yang baru tapi lama. Xavi yang baru saja tiba dari Doha, dibuat tersenyum ketika Ansu Fati mulai melakukan pekerjaannya sebagai striker pengganti Lionel Messi. Namun siapa sangka hantaman cedera kembali menyapa pemain yang baru saja pulih dari cedera panjangnya ini.
Tapi selain dari kemunduran itu, pelatih kebanggaan cules dari Terrassa ini harus memulai jalan rekonstruksi yang cukup berat, merekonstruksi tim yang sudah babak belur dan kehilangan nyali.
Pertandingan melawan Celta yang boleh dikata tim papan bawah yang berada di zona degradasi, dimulai dengan ketakutan besar bagi Barca, ketika baru dua menit Iago Aspas mengancam gawang Barcelona saat berhadapan dengan Ter Stegen, beruntung percobaan yang dilakukan Aspas masih meleset. Sebaliknya, Ansu Fati yang mendapat peluang di menit ke-5 tidak menyia-nyiakan peluang. Berawal dari Jordi Alba yang memberikan umpan padanya, dan bocah ajaib dari Guinea-Bissau ini melakukan sihir seperti seniornya "Messi".Â
Dia melewati semua pemain yang menghadang, memotong Hugo Mallo sesuai keinginannya dan melepaskan tembakan kaki kanan, sepakan menyilang dan kuat, yang membungkam penonton tuan rumah di Balados.
Sebuah gol yang menjatuhkan semangat Celta Vigo dan memberi energi positif kepada tim Catalan. Bara yang bertumpu pada darah-darah muda, Ansu, Gavi, Nico dan kawan-kawan, para pemain muda Barca bermain layaknya banteng terluka, Gavi memperoleh peluang saat memotong umpan silang yang berbahaya namun belum menjadi gol.Â
Meski semangat muda tampil semangat tetapi Sergio Busquets-lah yang mencetak gol kedua Barca. Sebagai kapten yang harus memimpin ritme permainan timnya yang dihuni oleh banyak darah muda, Busquets harus berbuat lebih banyak. Pada menit ke-18, memanfaatkan umpan brilian dari Nico Gonzales, Busquets mencetak gol kedua Blaugrana.Â
Dan Jordi Alba sedikit dari veteran Barca yang masih tersisa, memberikan assist menawan, bagi Memphis Depay gol getter anyar Barca, dengan sundulan mautnya pemain asal Belanda rekrutan Koeman itu merobek jala Celta yang saat itu tampaknya sudah mulai bangun.
Di babak kedua, tuan rumah merajalela membombardir pertahanan Barca. Terlebih lagi pertandingan mulai rusak, ketika amunisi muda Barcelona berguguran akibat cedera, Ansu Fati sempat cedera dan membutuhkan perawatan di tangannya tetapi mampu melanjutkannya hingga ototnya tampak tertarik saat sedang berupaya mengejar bola. Striker itu turun sambil memegangi bagian belakang kakinya dan terlihat sangat tertekan.
Faktanya, tidak ada yang bisa menyembunyikan rasa frustrasi dan kekecewaannya saat dia dipaksa berjalan tertatih-tatih sebelum turun minum dan digantikan oleh Alejandro Balde.Â
Barcelona juga mengganti Eric Garcia dengan Ronald Araujo saat turun minum setelah sang bek mengalami sedikit ketidaknyamanan pada kakinya.Â
Begitu juga dengan young boys asal Argentina Nico Gonzales yang bermain apik, harus cedera hamstring setelah meliuk-liuk berusaha melewati penjagaan lawan, Nico ditarik dan digantikan oleh Riqui Puig, pemain muda potensial Barca namun jarang diturunkan saat Koeman menjadi pelatih, sementara itu Gavi juga harus ditarik keluar dan Sergi Barjuan memasukkan pemain debutan Abde Ezzalzaoli.
Petaka bagi Barca hanya menunggu waktu saja, sepanjang babak kedua Barca tampil begitu buruk, mereka kalah determinasi, kehilangan daya juang, terutama di sektor belakang yang begitu rapuh, Oscar Mingueza dan Clement Lenglet selalu saja tampil ceroboh dan inkonsisten dalam mengawal lini belakang mereka, beruntung masuknya Ronald Araujo sedikit membantu lini belakang yang dibuat keteteran oleh serangan-serangan Los Celestes.
Iago Aspas menjadi momok bagi tim Catalan itu, melalui dua golnya. Gol Aspas di menit ke-52 membakar semangat tim asuhan Eduardo Coudet. Memasuki menit ke-74 sebuah umpan yang terukur dari Franco Cervi dimanfaatkan dengan sempurna oleh Manuel Agudo Duran. Diwarnai dengan dua gol Celta yang dianulir, pertandingan berlangsung panas.Â
Frankie de Jong yang menggiring bola hingga ke depan petak penalti melakukan percobaan spektakuler sayang tendangannya hanya membentur mistar gawang yang dikawal oleh Matias Dituro.
Bola itu bundar, apapun bisa terjadi. Apalagi bagi tim yang bermain kebingungan dan diserbu habis-habisan oleh lawan yang terus bersemangat.Â
Petaka itu datang saat waktu injured time 5 menit yang diberikan wasit telah lewat 36 detik, memanfaatkan operan dari Javi Galan, Iago Aspas muncul sebagai king of the match dengan gol keduanya yang membuyarkan mimpi Barcelona, sungguh sebuah hasil imbang yang memalukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H