Liverpool mengamuk di kandang Watford dalam lanjutan Liga Primer Inggris, usai jeda kompetisi selama sepekan. The Reds memetik kemenangan telak atas tuan rumah The Bees dengan skor 5-0.
Seperti yang dikhawatirkan oleh pelatih anyar Watford, Claudio Ranieri terhadap tim asuhannya saat harus mengawali debutnya kembali ke liga primer melawan tim sekelas Liverpool. Watford tidak memberikan perlawanan berarti kepada Liverpool yang bermain kesetanan dan mencetak gol-golnya dengan sempurna.
Sepanjang laga yang didominasi Liverpool, tim tuan rumah baru membuka peluang pertama mereka pada menit ke-55 ketika Juraj Kucka melakukan percobaan ke gawang Liverpool yang dikawal Caoimhin Kelleher.
Sementara itu gol pembuka The Reds dicetak oleh Sadio Man yang merupakan gol ke-100 nya di Liga Premier. Dan Roberto Firmino yang kembali menemukan ketajamannya dengan mencetak hatrick keduanya bersama liverpool.
Dan yang tak kalah menariknya dan menjadi pembicaraan menonjol adalah gol keempat Liverpool yang diceploskan oleh Mohamed Salah, gol cantik yang merupakan maha karya Mo Salah.
Saat empat bek berdiri di antara Salah dan gawang Watford ketika dia mengambil alih bola tepat di dalam area penalti mengamati sejenak.
Melihat dua dari mereka keluar dengan menggulingkan kakinya di atas bola sebelum mengecoh Craig Cathcart yang terjatuh, mengontrol dengan kaki kirinya, lalu melepaskan tembakan yang sedikit melengkung menusuk ke sudut kanan gawang Ben Foster yang tak berdaya untuk menghalau bola.
Gol Mo Salah ini adalah gol ke 104-nya di Primer Liga, ini menyamai rekor 104 gol Primer Liga milik striker legendaris Chelsea, Didier Drogba.Â
Satu gol tambahan lagi akan menjadikan Mo Salah menyandang status pemain asal Afrika tersubur dalam sejarah Primer Liga menggantikan Didier Drogba, dan itu tidak akan sulit, melihat kecemerlangan konsisten yang senantiasa ditunjukkan Mo Salah minggu demi minggu.
Ranieri telah diberikan sambutan meriah yang diharapkan sebelum kick-off, baik dari Jurgen Klopp dan sekelompok penggemar yang telah menyambutnya sebagai bagian dari penyelamat tim kesayangan mereka dari ancaman degradasi.Â