Ketiga, rasa bosan dari anak dan juga orangtua yang sudah cukup lama menjalani belajar dari rumah. Belajar sesungguhnya bukan saja hanya sekedar transfer pengetahuan, tapi juga menyangkut interaksi sosial anak terhadap lingkungannya, Proses belajar yang efektif itu tentu membutuhkan stimulus dari lingkungan si anak, "persaingan" positif di dalam kelas tentu dibutuhkan oleh siswa untuk meningkatkan minat belajarnya. Disamping itu interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa adalah lahan praktek langsung bagi siswa-siswi bagaimana hubungan antar sesama itu harus dijalankan.
Belajar dari rumah yang sangat dekat dengan akses internet, tentu juga akan mendekatkan putra-putri kita dengan game-game elektronik di perangkat HP, dimana keranjingan bermain game ini banyak menyebabkan anak-anak menderita penyakit baik secara fisik maupun psikis anak, hal-hal seperti ini sudah jamak kita lihat di sekitar kita dan bahkan mungkin dialami sendiri oleh kita.
Menyikapi hal-hal di atas, karena biar bagaimanapun proses belajar mengajar di semester genap tahun ajaran ini harus tetap berlangsung secara daring, maka dibutuhkan kesepahaman dan kesatuan langkah antara otoritas pendidikan (pemerintah), guru, orangtua siswa dan siswa serta pihak ketiga (stakeholder pendidikan) khususnya dalam hal terlaksananya proses pembelajaran yang bebas biaya.
Berikutnya orangtua harus mau belajar untuk tidak menggunakan standar perasaan saat mendampingi anak-anaknya dalam belajar, tips sederhana yang bisa dicoba adalah menganggap anak kita adalah anak orang lain atau kalau bisa saat anak belajar ada teman sekelasnya yang ikut belajar bersama. Hal ini bisa kita buktikan, saat mengajar anak orang lain kesabaran kita jauh lebih bisa kita kendalikan dibanding dengan menghadapi anak kita sendiri.
Semoga pandemi ini segera berakhir, agar "cerita horor" sekolah daring ini juga segera berakhir, anak-anak menemukan kembali keceriaannya yang telah hampir setahun ini direnggut oleh covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H