Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duka Nelayan Kodingareng

28 Juli 2020   10:18 Diperbarui: 28 Juli 2020   10:07 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nelayan Kodingareng menolak penambangan pasir (foto. japos.co)

Ratusan camar berteriak terbang meninggalkan lautan yang kosong

Dengan raut yang silang selimpat, bergegas menuju pantai

Sayap-sayapnya lunglai memikul sejuta tanya

Apakah nelayan telah kehilangan lautnya ?
Apakah angin telah bertiup tanpa awan ?

Apakah laut telah kehilangan asinnya ?

Riuh -- rendah yang dulu menghias lautan, kini senyap

Di pantai yang telah kehilangan pasir
Anak nelayan bermain tanpa suara,

Seperti mencari sisa-sisa ombak yang menebur
Mereka yang hanya dapat bercengkerama pada tepian

Bapak-bapak mereka telah menyerah,

Lautan kini hanya memberikan kesia-siaan untuk dibawa pulang

Pertanyaan-petanyaan itu terus berpijar, akankah diperhatikan ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun