Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

9 Peringatan yang Diperingati di Bulan Juli

30 Juni 2020   10:47 Diperbarui: 30 Juni 2020   11:05 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KNPI tetap bertahan hingga setelah jatuhnya Suharto pada tahun 1998. Pasca reformasi KNPI mau tidak mau harus melakukan  penyegaran kembali peran KNPI di tengah realitas politik nasional, untuk menjadi organisasi yang independen dan kembali memposisikan pemuda sebagai mitra kritis pemerintah.

29 Juli: hari Bhakti TNI Angkatan Udara

Dikutip dari laman tni-au.mil.id. Ada dua peristiwa penting bagi TNI --AU yang terjadi pada tanggal 29 Juli 1947. Peristiwa pertama pada pagi hari pukul 05.00, tiga pesawat AURI terdiri dari pesawat Guntei dan dua pesawat terbang Churen take off secara berurutan di lapangan terbang Maguwo. 

Pesawat Guntei yang diterbangkan oleh Mulyono dan Dulrachman sebagai "air-gunner" terbang terlebih dahulu. Kemudian disusul pesawat Churen yang dikemudikan oleh Sutardjo Sigit yang dibantu Sutardjo sebagai "air-gunner". 

Selanjutnya Suharnoko Harbani dengan Kaput juga menggunakan pesawat Churen merupakan pesawat yang terakhir mengangkasa. Penerbangan pagi itu adalah penerbangan dalam rangka Operasi Udara yang dilancarkan Angkatan Udara Republik Indonesia terhadap kubu militer Belanda di Semarang, Salatiga dan Ambarawa. 

Dengan kekuatan yang seadanya baik dalam hal personil maupun materil, namun dengan semangat patriotisme yang dalam operasi udara itu tetap dilancarkan, meskipun dengan tujuan hanya untuk memberikan efek psikologis terhadap militer Belanda serta untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia masih ada. 

Sebagaimana yang diucapkan dalam briefing oleh Kepala Staf AU, Komodor Udara S. Suryadarma sebelum pelaksanaan operasi. "Operasi udara ini ditinjau dari sisi militer tidak akan membawa pengaruh yang menakjubkan, namun secara psikologis merupakan pukulan berat bagi pihak Belanda".

Pesawat yang digunakan dalam operasi ini adalah pesawat peninggalan Jepang yang sudah rusak. Yang diperbaiki oleh prajurit-prajurit angkatan udara satu hari penuh, yang tanpa melalui prosedur test flight langsung saja mereka gunakan. 

Kelayakan dan kelaikkan terbang pesawat sangat memprihatinkan, tanpa lampu penerangan, tanpa radio komunikasi hanya dilengkapi dengan lampu senter, para penerbangnya pun para penerbang muda pimpinan A. Adisutjipto. Namun dengan semangat cinta tanah air dan rela berkorban yang membuat mereka ikhlas dan berani melaksanakan tugas "bunuh diri"yang dipercayakan ke pundak mereka.

Di hari yang sama, pada sore hari Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dan juga bangsa Indonesia berduka. Pesawat Dakota VT-CLA yang membawa obat-obatan sumbangan Palang Merah Malaya kepada Palang Merah Indonesia, ditembak jatuh oleh dua pesawat pemburu Belanda P-40 Kitty Hawk. Pesawat Dakota VT-CLA adalah pesawat "carteran" Republik Indonesia dari warga negara India yang bernama Bijoyanda Patnaik yang bersimpati pada perjuangan Bangsa Indonesia.

Pesawat Dakota VT-CLA yang dicarter ini terbang dari Singapura pada pukul 13.00 siang  dengan tujuan Pangkalan Udara Maguwo. Setelah kurang lebih tiga jam penerbangan, Pesawat yang diterbangkan oleh Alexander Noel Constantine bersiap-siap hendak mendarat di lapangan terbang Maguwo. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun