Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Kontroversial 3 Diktator

28 Juni 2020   20:44 Diperbarui: 28 Juni 2020   20:52 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar. Amazon.com

Revolusi yang berlangsung selama sepuluh tahun ini menyengsarakan lebih dari 100 juta rakyat China. Setelah sebelumnya, sepanjang tahun 1958 -- 1961 saat Mao mendeklarasikan gerakan lompatan kedepan, tak kurang dari 30 juta orang meninggal akibat kelaparan yang merupakan salah satu tragedi kelaparan massal terhebat dalam sejarah manusia.

Mao mendoktrinkan aneka slogan. Salah satunya adalah para petani harus menggali lebih dalam untuk meningkatkan hasil pertanian. Salah satu kebijakan konyol adalah ladang-ladang harus bebas dari empat makhluk jahat, yaitu burung, tikus, serangga, dan lalat. Maka sepanjang 1958 -- 1961 jutaan serangga, tikus, lalat, dan burung dibantai. 

Saking gencar dan seriusnya gerakan ini sehingga menyebabkan punahnya burung yang merupakan predator alami bagi hama serangga, ini berdampak pada terganggunya keseimbangan alam, sehingga akhirnya disadari kerugian yang ditimbulkannya, dan kemudian burungpun dikeluarkan dari daftar empat makhluk jahat yang harus dimusnahkan.

Suatu hari pada tahun 1968, menteri luar negeri Pakistan membawa hadiah untuk Mao Ze Dong, berupa 40 buah mangga. Kala itu, di bagian utara China, belum banyak orang yang pernah melihat dan tahu buah mangga. Buah mangga yang telah ranum berwarna kekuningan dianggap menyerupai emas tersebut menerbitkan rasa kagum sekaligus penasaran. 

Dikutip dari berita BBC, buah Mangga hadiah dari menteri luar negeri Pakistan tersebut kemudian dihadiahkan oleh Mao Ze Dong kepada para pekerja pabrik sebagai ucapan terimakasih atas dukungan mereka kepada Mao. 

Disebutkan bahwa para buruh terjaga semalaman memandangi mangga tersebut, menghirup aromanya, mengelusnya, bertanya-tanya apa gerangan buah ajaib itu, kata sejarawan Freda Murck, yang dikutip dari BBC. 

Buah mangga hadiah Mao Zedong kepada para buruh tersebut lantas dianggap suci. Para buruh tersebut terlibat perdebatan dan diskusi sengit apa yang harus dilakukan dengan mangga tersebut, apakah dibagikan untuk dimakan atau diawetkan. 

Akhirnya setelah melalui perdebatan, opsi mengawetkannya kemudian dipilih, dan dibawalah buah mangga tersebut ke sebuah rumah sakit untuk diawetkan dengan formalin. Kemudian dibuat pula tiruan mangga dari lilin yang kemudian ditaruh dalam wadah kaca lalu dibagikan kepada para pekerja.

Buah yang asli dibawa perwakilan pekerja dalam sebuah prosesi diiringi tabuhan drum. Orang-orang mengular di sepanjang jalan, dari pabrik menuju bandara, Para pekerja sampai-sampai mencarter pesawat untuk membawa mangga sebutir itu ke pabrik mereka lainnya di Shanghai.

Buah mangga yang akhirnya akan membusuk itu, kemudian direbus dan air rebusan mangga itu dianggap sebagai air yang suci, kemudian dibagikan kepada para pekerja untuk meminum air rebusan itu masing-masingsesendok. Adam Yuet Chau, sejarahwan dari Cambridge University mengatakan, sejak awal, mangga tersebut punya status istimewa, dianggap relik suci bahkan dipuja karena dianggap sebagai representasi dan simbol kasih dan cinta dari Ketua Mao. 

Di sebuah pabrik tekstil di Beijing, mangga yang diawetkan tersebut diletakkan di sebuah altar khusus, para buruh pabrik berbaris dan membungkuk memberi penghormatan saat lewat di depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun