Â
KESIMPULAN
Agama memiliki dimensi empiris yang mencakup aspek yang dapat diamati atau dipersepsikan oleh masyarakat, bukan hanya terkait dengan hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga dengan perilaku manusia dalam konteks kehidupan sehari-hari. Aspek sosiologis dalam agama mencakup ungkapan religius individu, ungkapan religius kolektif, dan simbol-simbol keagamaan, yang dipengaruhi oleh budaya dan konteks sosial.Institusionalisasi agama mencerminkan pembentukan organisasi sosial dalam konteks keagamaan, yang memiliki peran penting dalam menjaga dan memastikan pematuhan terhadap nilai-nilai keagamaan serta memberikan sanksi terhadap pelanggaran. Agama perkembangan dari organisasi primitif yang menyatu dengan masyarakat menjadi organisasi agama modern yang memisahkan urusan agama dan urusan dunia profane. Pengembangan organisasi agama didasarkan pada pengalaman pendiri dan pengikutnya, dengan pemimpin yang menggantikan pemimpin kharismatik asal tetap menjaga warisan spiritual mereka. Agama berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang berkaitan dengan aspek spiritual dan moral dalam kehidupan mereka. | CPBA
Â
REFERENSI
Hendropuspito, Damianus. Sosiologi agama. Penerbit Kanisius, 1989.
O’Dea, Thomas F. Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan Awal. Rajawali, 1985.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H