Mohon tunggu...
Mardyaning Christ
Mardyaning Christ Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Have a good day!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Film "Miss Granny" dan "Sweet 20", Serupa tapi Tak Sama

14 Desember 2020   07:08 Diperbarui: 14 Desember 2020   07:42 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah seorang nenek berusia 70 Tahun yang mendapatkan keajaiban yaitu kembali menjadi remaja usia 20 Tahun setelah mendatangi sebuah studio foto ajaib, sehingga dapat berusaha untuk bisa mencari cara mewujudkan impiannya menjadi seorang penyanyi.

Para pecinta film Korea Selatan tentunya tidak akan asing dengan penggalan cerita film tersebut, bukan? Ya, benar sekali itu merupakan kisah dari film Miss Granny.

Miss Granny (2014) merupakan film garapan sutradara Hwang Dong Hyuk. Dengan mengajak aktris dan aktor terkenal seperti Shim Eun Kyung, Na Moon He, Park Im Hwan, Kim So Hyun dan masih banyak lagi.

Sudah bukan rahasia lagi, bahwa film Miss Granny banyak di remake oleh beberapa negara seperti China, Vietnam, Jepang, Thailand, Amerika Serikat dan juga termasuk Indonesia.

Munculnya berbagai adaptasi film Miss Granny dikarenakan film ini sudah cukup popular dan tentunya memiliki alur cerita yang sangat unik.

Film Miss Granny versi Indonesia diberi judul Sweet 20 (2017) yang disutradarai oleh Ody C. Harahap dengan menggandeng sederet artis dan aktor terkenal di Indonesia seperti Tatjana Shaphira, Morgan Oey, Kevin Julio, Ninik L. Karim, Slamet Rahardjo, dan masih banyak lainnya.

Film Sweet 20  yang berdurasi 1 jam 50 menit, yang mana berbeda dengan Miss Granny sebagai film asli yang memiliki durasi sepanjang 2 jam 4 menit.  Film Miss Granny dan Sweet 20 memiliki garis besar cerita yang hampir sama, namun tidak 100% akan sama persis dengan versi film aslinya yaitu Miss Granny.

Tentunya, ketika ada dua film yang berbeda latar belakang, tidak dapat dipungkiri akan memunculkan beberapa perbedaan misalnya saja tentang budaya yang akan tergambarkan dalam film tersebut.

Lewat film Miss Granny dan Sweet 20 kita akan merasakan adanya perbedaan budaya. Sehingga kita dapat menggunakan teori budaya untuk menganalisis kedua film ini.

Dengan metodologi analisis teks kita dapat melihat adanya perbedaan budaya dalam film Miss Granny dan Sweet 20.

Menurut KBBI, budaya dapat diartikan sebagai pikiran atau akal budi, adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang dan sesuatu yang sudah menjadi sebuah kebiasaan yang sulit untuk diubah.

Budaya sebenarnya merupakan nilai-nilai yang muncul melalui adanya sebuah proses interaksi antar individu yang kemudian diakui secara langsung maupun secara tidak langsung dan akan terus dikembangkan dari perjalanan waktu ke waktu.

Adanya budaya yang dapat mengartikan sebagai nilai historis tentunya memiliki karakteristik yang bisa dilihat dari adanya simbol. Simbol akan membantu dalam pembentukan makna dari sebuah konsep ekspresi komunikasi antar individu (Nasrullah, 2018, h.15).

Dengan demikian tidak lepas dari budaya, dalam film Miss Granny dan Sweet 20 menampilkan beberapa budaya yang mungkin tidak asing kita lihat.

Kita akan membahas budaya yang ada dalam film Miss Granny, yaitu mengenai adanya budaya minum ala Korea Selatan.

Budaya minum di Korea Selatan bukan hal yang asing bagi kita para pecinta film dan drama Korea, karena terkadang banyak adegan para tokoh yang melakukan budaya minum tersebut. Tentunya tak terkecuali dalam film Miss Granny.

Sumber : Tangkapan layar dari film Miss Granny
Sumber : Tangkapan layar dari film Miss Granny
Terlihat bahwa kedua tokoh film Miss Granny yaitu Oh Doo Ri (Shim Eun Kyung) dan Ban Ji Ha (Jin Young) minum soju bersama disebuah kedai sederhana.

Yang mana, ketika Ban Ji Ha ingin meminta Oh Doo Ri menjadi vocalis bandnya, mereka harus berkenalan dan berbincang bersama sambil minum soju bersama.

Namun, adegan tersebut sangat berbeda dalam film Sweet 20, yang mana adegan tersebut digantikan dengan pertemuan Mike (Tatjana Saphira) dan Juna (Kevin Julio) di caf dengan memisan minuman teh.

Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Selain adegan tersebut, ternyata masih ada lagi adegan yang memunculkan adanya perbedaan yaitu ketika Oh Doo Ri berada di rumah Han Seung Woo (Lee Jin Wook) untuk menginap. Kedua tokoh tersebut menampilkan adegan minum wine bersama.

Sumber : Tagkapan layar dari film Miss Granny
Sumber : Tagkapan layar dari film Miss Granny
Namun, berkebalikan dengan adegan tersebut, dalam film Sweet 20 adegan tersebut diubah dengan Mike dan Alan (Morgan Oey) yang sedang duduk bersama menikmati secangkir jahe hangat.

Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Tak berhenti sampai di situ saja, lagi-lagi ada budaya minum juga muncul lagi dalam film Miss Granny yaitu ketika Tuan Park (Park In Hwan) merasa sedih dan terpukul ketika Oh Doo Ri pergi dari rumahnya karena diusir oleh anaknya.

Sebenarnya, dalam adegan ini tidak secara langsung ditampakkan ketika Tuan Park meminum soju, namun terlihat bahwa banyaknya botol-botol soju yang berhamburan.

Dalam konteks ini, tak jarang dalam film dan drama Korea memperlihatkan adegan kesedian para tokoh dan akhirnya dilampiaskan dengan meminum soju, karena hal ini dianggap untuk melampiaskan rasa sedih dan kecewa terhadap suatu hal.

Sumber : Tangkapan layar dari film Miss Granny
Sumber : Tangkapan layar dari film Miss Granny
Lagi-lagi tentunya adegan tersebut dalam film Sweet 20 diubah yaitu dengan adegan yang hanya berhenti ketika Hamzah (Slamet Rahardjo) ingin mengejar Meike namun dicegah oleh anaknya (Tika Panggabean).

Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Sebenarnya, kebudayaan minum di Korea Selatan memiliki arti tersendiri yaitu dimaksudkan untuk mempererat hubungan serta lebih mengenal satu dengan yang lain secara mendalam, sehingga budaya minum ini bisa dilakukan kapan saja sambil bersantai (Gensindo.sindonews.com, 2020).

Selain perbedaan budaya minum dalam film Miss Granny yang tidak dimunculkan pada film Sweet 20, ternyata ada adegan lain yang juga tidak ditampilkan lho! Ya benar, adegan ciuman  dahi dari Han Seung Woo untuk Oh Doo Ri.

Sumber : Tangkapan layar dari film Miss Granny
Sumber : Tangkapan layar dari film Miss Granny
Dalam film Sweet 20 ketika Alan dan Mike berkencan, adegan ciuman dahi seperti yang dilakukan Han Seung Woo tidak dilakukan oleh Alan kepada Mike, dan adegan tersebut hanya berakhir pada Mike yang turun dari mobil milik Alan.

Hal ini dikarenakan budaya yang ada di Indonesia, ciuman hanya boleh dilakukan para pasangan yang sudah menikah. Jika hal tersebut dilakukan oleh pasangan yang belum menikah, dianggap melanggar sebuah norma kesopanan.

Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Eits, tidak berhenti di situ saja ada adegan yang juga di ubah oleh film Sweet 20 dari film Miss Granny lho! yaitu adegan perjalanan liburan.

Dalam film Miss Granny diceritakan bahwa perjalanan liburan yang dilakukan adalah berenang bersama, dengan menggunakan baju renang yang ketat dan terbuka.

Sumber : Tangkapan layar dari film Miss Granny
Sumber : Tangkapan layar dari film Miss Granny
Pengganti dari adegan tersebut, dalam film Sweet 20 alih-alih mengganti adegan dengan berlibur bersama di taman bermain.

Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Dari berbagai adegan yang memiliki perbedaan tersebut, ada adegan yang tidak ada dalam film Miss Granny namun muncul di adegan Sweet 20, yaitu adegan Hari Raya Lebaran.

Hari Raya Lebaran dalam film Sweet 20 sangat ditunjukkan ketika diawal film. Yang mana para pemainnya melakukan tradisi-tradisi yang mencerminkan bahwa itu merupakan tradisi Hari Raya Lebaran.

Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Dengan adegan tersebut dapat dilihat bahwa ada budaya sungkeman ketika Hari Raya Lebaran, namun tidak berhenti sampai disitu saja ada juga adegan ketika Fatmawati (Niniek L. Karim) mempersiapkan berbagai macam makanan yang sangat identik dengan Hari Raya Lebaran, yaitu ketupat, opor dan makanan pendamping lainnya.

Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Nah, itu berbagai perbedaan yang muncul di antara Miss Granny dan Sweet 20 yang sebenarnya memiliki alur cerita yang mirip namun tentunya ada perbedaan.

Munculnya perbedaan seperti budaya minum, ciuman dahi dan penggunaan pakaian, membuat kita menambah wawasan mengenai adanya kebudayaan yang berbeda dari apa yang kita miliki, sehingga diharapkan munculnya rasa saling menghormati atara satu dengan yang lainnya.

Dengan adanya sentuhan berbagai adegan yang sudah disesuaikan dengan kebudayaan masing-masing negara yang mengadaptasi film Miss Granny, membuat film dari masing-masing negara tersebut merasa bahwa film itu bukanlah sekedar adaptasi saja melainkan memang film produk negara masing-masing.

Daftar Pustaka

Nasrullah, R. (2018). Komunikasi Antar Budaya : Di era Budaya Siber. Jakarta. 

Safriyantini, S. (2020, April 9). Mengenal Hoesik, Budaya Minum ala Korea Selatan yang Penuh Etika. Retrieved Desember 11, 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun