Mohon tunggu...
Mardyaning Christ
Mardyaning Christ Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Have a good day!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Film "Miss Granny" dan "Sweet 20", Serupa tapi Tak Sama

14 Desember 2020   07:08 Diperbarui: 14 Desember 2020   07:42 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Tangkapan layar dari film Miss Granny

Hari Raya Lebaran dalam film Sweet 20 sangat ditunjukkan ketika diawal film. Yang mana para pemainnya melakukan tradisi-tradisi yang mencerminkan bahwa itu merupakan tradisi Hari Raya Lebaran.

Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Dengan adegan tersebut dapat dilihat bahwa ada budaya sungkeman ketika Hari Raya Lebaran, namun tidak berhenti sampai disitu saja ada juga adegan ketika Fatmawati (Niniek L. Karim) mempersiapkan berbagai macam makanan yang sangat identik dengan Hari Raya Lebaran, yaitu ketupat, opor dan makanan pendamping lainnya.

Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Sumber : Tangkapan layar dari film Sweet 20
Nah, itu berbagai perbedaan yang muncul di antara Miss Granny dan Sweet 20 yang sebenarnya memiliki alur cerita yang mirip namun tentunya ada perbedaan.

Munculnya perbedaan seperti budaya minum, ciuman dahi dan penggunaan pakaian, membuat kita menambah wawasan mengenai adanya kebudayaan yang berbeda dari apa yang kita miliki, sehingga diharapkan munculnya rasa saling menghormati atara satu dengan yang lainnya.

Dengan adanya sentuhan berbagai adegan yang sudah disesuaikan dengan kebudayaan masing-masing negara yang mengadaptasi film Miss Granny, membuat film dari masing-masing negara tersebut merasa bahwa film itu bukanlah sekedar adaptasi saja melainkan memang film produk negara masing-masing.

Daftar Pustaka

Nasrullah, R. (2018). Komunikasi Antar Budaya : Di era Budaya Siber. Jakarta. 

Safriyantini, S. (2020, April 9). Mengenal Hoesik, Budaya Minum ala Korea Selatan yang Penuh Etika. Retrieved Desember 11, 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun