Jokowi Bukan Tuhanoleh Christovita Wiloto
Jokowi tak tertandingi, demikian hasil survei Indo Barometer. Survei yang dilakukan pada bulan Desember ini menunjukan elektabilitas Jokowi sebagai calon presiden, tak tertandingi oleh siapapun.
Hal ini juga nampak dalam berbagai survei yang dilakukan siapapun dan di mana pun. Baik di dalam negeri maupun yang dilakukan oleh pihak-pihak di luar negeri.
Lawan-lawan politiknyapun mencoba melakuka berbagai simulasi, dengan membuat berbagai survei di mana lawan-lawan politik tersebut menyandingkan Jokowi, baik sebagai Capres atau Cawapresnya. Dan hasilnya Jokowi tetap teratas.
Â
Jokowi memiliki kharisma yang begitu mempesona banyak pihak, tua muda, miskin kaya, kota desa, wanita pria, jawa non jawa. Bahkan banyak orang-orang di luar negeri pun tertarik dengan Jokowi.
Bulan November lalu kami mengadakan even Indonesia Investment Forum di Hong Kong dan banyak audience setempat yang ingin bertemu Jokowi, namun kecewa karena Jokowi tidak bisa hadir, lantaran harus bertemu dengan para pedagang pasar di Jakarta.
Mulai minggu lalu setiap Rabu dan Jumat selama bulan Desember ini, masyarakat sepakat memakai baju kotak-kotak. Gerakan memakai baju kotak-kotak ini merupakan gerakan doa masyakat demi sebuah Indonesia Baru !
BBM yang beredar di masyarakat berbunyi sebagai berikut, "Sahabat terima kasih karena banyaaaaaaaak sekali hari Rabu kemarin yang mulai pakai baju kotak-kotak.... Demi Indonesia Baru !
Setiap Rabu dan Jumat selama Desember ini kita pakai bajuk kotak2 ya... Demi Indonesia Baru !
Gerakan ini sebagai doa kita agar Indonesia Baru segera terwujud, kita segera mendapatkan Presiden yang tidak korup,
tidak kkn,
tidak mementingkan dinastinya,
tidak pembohong,
takut Tuhan,
cinta rakyat,
mau melayani rakyat,
rendah hati,
tidak jaim,
membela rakyat,
berani hidup susah,
bukan hamba uang,
tidak haus kekuasaan,
bukan perampok halus,
tidak melakukan white collar crime,
tidak berwajah malaikat berhati lucifer,
tidak menggunakan terorisme utk kepentingan politiknya,
keluarganya tidak narkoba atau bandar narkoba,
tidak membobol bank dan perbankan,
tidak antek asing,
tidak peragu,
tidak takut istri tapi sayang istri,
tidak pesolek,
tidak membesarkan partai yang berisi para tukang keruk bangsa,
tidak membuat perjanjian darah dengan para demit dan menjadikan rakyat sebagai tumbalnya,
tapi yang amanah & mewakafkan hidupnya bagi rakyat,
dan mau berjuang mati-matian untuk membawa bangsa Indonesia menjadi Bangsa yang Jaya, Bermartabat, Beradab, Adil dan Makmur."
Relawan Jokowi, ya itulah yang membedakan Jokowi dengan lawan-lawan politiknya. Kalau lawan-lawan politiknya harus bekerja keras dengan segala cara dan upaya untuk kemudian membangun tim suksesnya, agar dapat mengusung dan membelanya. Jokowi justru tidak perlu melakukan itu semua, semua anggota masyarakat dengan senang hati mau mendukung Jokowi, mau bersusah payah membeli aneka baju kotak-kotak dan memakainya.
Mengapa masyarakat begitu mati-matian mendukung Jokowi ? Mengapa masyarakat sangat ingin Jokowi naik menjadi presiden mereka? Jawabnya karena masyarakat PERCAYA pada Jokowi, terdapat PUBLIC TRUST yang sangat tinggi.
Bahkan seorang redaktur senior mengatakan pada saya, kalau medianya salah menulis tentang Jokowi, maka telepon di kantor redaksinya akan terus menerus berdering, dari pagi sampai malam masyarakat menelepon dan memprotes pemberitaan tersebut.
Saya coba tanyakan kepada para redaktur media-media lainnya, dan rupanya fenomena yang sama memang sedang terjadi. Masyarakat sungguh-sungguh membela Jokowi.
Bahkan seorang redaktur mengatakan, "Wah ini sudah jadi isu SARAWI." Ha...3x artinya isu SARA (suku agama dan ras) dan kini ditambah WI untuk Jokowi :) minta ampun....
Sebagian lawan-lawan politik Jokowi terkenal memiliki jaringan media, dan mereka menemukan kesulitan besar jika mereka sedikit saja menulis hal yang miring tentang Jokowi. Habislah media mereka disemprot para pembaca, pemirsa atau pendengarnya, begitulah cerita seorang redaktur.
Sampai di sini saya ingin mengingatkan semua masyarakat yang pro terhadap Jokowi, agar kita semua menjaga diri kita masing-masing. Jokowi bukan Tuhan, dia adalah manusia biasa. Janganlah kita memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi. Dan hati-hati agar masyarkat lainnya jangan pula terlalu mendewa-dewakan Jokowi. Ekspektasi yang terlalu besar pada apapun atau siapapun juga, termasuk kepada Jokowi, akan menciptakan kekecewaan yang besar juga.
Biarkan Jokowi bekerja apa adanya, dukung Jokowi untuk terus menjadi seorang servant leader, atau pemimpin yang melayani. Doakan dan ikut serta berjuang bersama Jokowi untuk menciptakan Jakarta Baru dan kini Indonesia Baru.
Ingat dan terus ingat, bahwa Jokowi bukan Tuhan, Jokowi hanyalah manusia biasa dengan segala kelemahannya, namun mau mewakafkan hidupnya bagi rakyat Indonesia, mau mewakafkan hidupnya bagi kejayaan Indonesia. Hal ini yang harus kita tiru.
Tulisan ini pernah dimulai di Kompas Siang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H