Artikulasi-ulang gelar manusia
       Mengambil istilah dari Yasraf A Piliang, Pemikir Sosial dan Kebudayaan ITB, dalam opininya berjudul Merawat Merah Putih pada koran kompas Selasasa, 6 September 2022, rasanya penting untuk merartikulasi ulang gelar manusia. Gelar manusia tak hanya homo economicus yang berdiri sendiri, tetapi didampingi dengan homo religiosus menjadi homo religiosus – economicus.Â
Hal ini menjadi penting agar manusia menjalani fungsinya secara lebih utuh. Dalam usaha manusia untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, manusia tetap ingat bahwa mereka mencari keuntungan dari alam yang perlu dijaga dan dilestarikan.Â
Gelar ini baik diterapkan pula dalam gelar-gelar lainnya seperti homo religiosus – technology, dengan ini manusia memiliki kesadaran bahwa teknologi yang ada juga diciptakan untuk memastikan alam tetap lestari dan nyaman untuk di huni.
      Artikulasi ulang ini adalah penegasan ulang (reafirmation) atas penghayatan identitas sejati dari manusia yang selama ini telah terdistrupsi oleh perkembangan zaman di mana semua orang dituntun untuk terus mengikuti perkembangan tersebut, manusia dituntun untuk cerdas dalam segala hal untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin hari semakin kompleks.Â
Belum adanya kesadaran untuk mengartikulasi gelar manusia sebagai identitas sejati ini membawa pada berbagai kerusakan yang terjadi dalam berbagai pembangunan.
Â
Terlibat dan Berbuah Berkat Dalam Tujuan BersamaÂ
     Langkah awal penanaman nilai-nilai hasil artikulasi ulang gelar sebagai identitas manusia yang utuh tidak lain dimulai dari dunia pendidikan. Lembaga pendidikan, lembaga keagamaan hingga dalam lingkungan keluarga patut menjawab dan membangun kembali kesadaran ini.Â
Selama ini, dunia pendidikan rasanya masih berkutat pada pencapaian nilai serta minat bakat seseorang serta kurang ditanamkannya nilai-nilai karakter salah satunya cinta pada ciptaan sebagai sarana mencintai Tuhan.