Mohon tunggu...
Carlo Saputro
Carlo Saputro Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMA

Suka mengamati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peduli Persatuan Pemuda melalui Kegiatan Ragamuda

18 September 2024   21:26 Diperbarui: 26 September 2024   08:33 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persatuan, merupakan sebuah kunci dari kemerdekaan Indonesia. Namun, perlahan hal tersebut hilang dan menyebabkan regangan di tengah-tengah masyarakat yang modern. Sikap apatis masyarakat terhadap nilai kebudayaan milik Indonesia merupakan salah satu bentuk perpecahan.

Selama perjuangan bangsa Indonesia, banyak tumpah darah pejuang yang sudah membasahi tanah air kita. Berbagai upaya dilakukan para pejuang terdahulu supaya generasi selanjutnya bisa menikmati hidup sebagai masyarakat di dalam negara yang berdaulat. Beribu-ribu suara persatuan menggemakan tanah air Indonesia, dimulai sejak terukirnya Sumpah Pemuda. 

Indonesia merdeka bukan berasal dari perjuangan individu ataupun kelompok tertentu, melainkan seluruh bangsa Indonesia. Persatuan yang dijunjung mati-matian hingga Indonesia merdeka merupakan salah satu bukti bahwa persatuan adalah kunci kemerdekaan. Perasaan senasib-seperjuangan merupakan batu loncatan bagi seluruh pejuang dan masyarakat Indonesia untuk cepat-cepat mendorong tanah air ini menuju gerbang kemerdekaannya. 

Segala perjuangan, tumpah darah, dan semangat untuk terus bersatu akhirnya terbayarkan dengan dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Sudah 79 tahun berlalu semenjak cita-cita pejuang tercapai dan sudah mulai banyak perubahan yang terjadi. Sesuatu yang dahulu menjadi kunci keberhasilan Indonesia untuk terlepas dari belenggu penjajahan perlahan-lahan kembali tenggelam. Perjuangan Indonesia bukan lagi melawan penjajah asing, melainkan rakyat Indonesia sendiri.

Kemajuan teknologi yang selalu berdampingan dengan kehidupan masyarakat merupakan bilah bermata dua. Sekali bilah tersebut tidak dikendalikan dengan bijak, maka akan menimbulkan dampak yang tidak terkira. Hal tersebut terbukti dari kehidupan masyarakat pada saat ini. 

Sikap apatis masyarakat terhadap nilai kebudayaan milik Indonesia merupakan salah satu bentuk awal dari perpecahan. Individualis, merupakan sebutan yang tepat untuk menggambarkan situasi masyarakat Indonesia pada saat ini. Negara yang sudah berdiri selama 79 tahun perlahan kehilangan taringnya.

Generasi ke generasi sudah berganti seiring bertambahnya usia negara ini. Namun, belum ada pergerakan berarti dari generasi sekarang untuk mengembalikan nilai juang pada zaman sebelum kemerdekaan. Generasi muda sebagai harapan bangsa untuk kembali ke masa jaya perlahan menghilang dan bisu. Keterbatasan, keraguan, dan tidak adanya koordinasi membuat mereka terhalang untuk berekspresi dan mempertegas tujuan pemuda di bangsa ini di masa sekarang. 

Persatuan, merupakan sebuah kunci dari kemerdekaan Indonesia. Namun, perlahan hal tersebut hilang dan menyebabkan regangan di antara masyarakat modern. Perselisihan, perang, intoleransi, dan sikap apatis semakin lekat dalam kehidupan sehari-hari sebagai rakyat Indonesia akibatnya persatuan yang kian menipis. Indonesia berada pada situasi genting untuk mengambil keputusan dalam bertindak.

Minimnya persatuan di tengah masyarakat Indonesia yang beragam merupakan situasi darurat yang harus segera diselesaikan. Generasi muda sebagai calon penerima tongkat estafet pengabdian kepada negara harus dilatih sejak dini untuk ambil bagian dalam pergerakan bangsa. Generasi muda harus menjadi pelopor gerakan persatuan di tengah masyarakat yang apatis. Hal tersebut mendorong Kolese Kanisius untuk memiliki cita-cita menggerakkan kaum muda di tengah krisis persatuan.

Kepedulian Kolese Kanisius terhadap Persatuan dan Pemuda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun