Persatuan, merupakan sebuah kunci dari kemerdekaan Indonesia. Namun, perlahan hal tersebut hilang dan menyebabkan regangan di tengah-tengah masyarakat yang modern. Sikap apatis masyarakat terhadap nilai kebudayaan milik Indonesia merupakan salah satu bentuk perpecahan.
Selama perjuangan bangsa Indonesia, banyak tumpah darah pejuang yang sudah membasahi tanah air kita. Berbagai upaya dilakukan para pejuang terdahulu supaya generasi selanjutnya bisa menikmati hidup sebagai masyarakat di dalam negara yang berdaulat. Beribu-ribu suara persatuan menggemakan tanah air Indonesia, dimulai sejak terukirnya Sumpah Pemuda.Â
Indonesia merdeka bukan berasal dari perjuangan individu ataupun kelompok tertentu, melainkan seluruh bangsa Indonesia. Persatuan yang dijunjung mati-matian hingga Indonesia merdeka merupakan salah satu bukti bahwa persatuan adalah kunci kemerdekaan. Perasaan senasib-seperjuangan merupakan batu loncatan bagi seluruh pejuang dan masyarakat Indonesia untuk cepat-cepat mendorong tanah air ini menuju gerbang kemerdekaannya.Â
Segala perjuangan, tumpah darah, dan semangat untuk terus bersatu akhirnya terbayarkan dengan dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Sudah 79 tahun berlalu semenjak cita-cita pejuang tercapai dan sudah mulai banyak perubahan yang terjadi. Sesuatu yang dahulu menjadi kunci keberhasilan Indonesia untuk terlepas dari belenggu penjajahan perlahan-lahan kembali tenggelam. Perjuangan Indonesia bukan lagi melawan penjajah asing, melainkan rakyat Indonesia sendiri.
Kemajuan teknologi yang selalu berdampingan dengan kehidupan masyarakat merupakan bilah bermata dua. Sekali bilah tersebut tidak dikendalikan dengan bijak, maka akan menimbulkan dampak yang tidak terkira. Hal tersebut terbukti dari kehidupan masyarakat pada saat ini.Â
Sikap apatis masyarakat terhadap nilai kebudayaan milik Indonesia merupakan salah satu bentuk awal dari perpecahan. Individualis, merupakan sebutan yang tepat untuk menggambarkan situasi masyarakat Indonesia pada saat ini. Negara yang sudah berdiri selama 79 tahun perlahan kehilangan taringnya.
Generasi ke generasi sudah berganti seiring bertambahnya usia negara ini. Namun, belum ada pergerakan berarti dari generasi sekarang untuk mengembalikan nilai juang pada zaman sebelum kemerdekaan. Generasi muda sebagai harapan bangsa untuk kembali ke masa jaya perlahan menghilang dan bisu. Keterbatasan, keraguan, dan tidak adanya koordinasi membuat mereka terhalang untuk berekspresi dan mempertegas tujuan pemuda di bangsa ini di masa sekarang.Â
Persatuan, merupakan sebuah kunci dari kemerdekaan Indonesia. Namun, perlahan hal tersebut hilang dan menyebabkan regangan di antara masyarakat modern. Perselisihan, perang, intoleransi, dan sikap apatis semakin lekat dalam kehidupan sehari-hari sebagai rakyat Indonesia akibatnya persatuan yang kian menipis. Indonesia berada pada situasi genting untuk mengambil keputusan dalam bertindak.
Minimnya persatuan di tengah masyarakat Indonesia yang beragam merupakan situasi darurat yang harus segera diselesaikan. Generasi muda sebagai calon penerima tongkat estafet pengabdian kepada negara harus dilatih sejak dini untuk ambil bagian dalam pergerakan bangsa. Generasi muda harus menjadi pelopor gerakan persatuan di tengah masyarakat yang apatis. Hal tersebut mendorong Kolese Kanisius untuk memiliki cita-cita menggerakkan kaum muda di tengah krisis persatuan.
Kepedulian Kolese Kanisius terhadap Persatuan dan Pemuda
Berdasarkan pengalaman dalam dinamika pembelajaran, Kolese Kanisius, sebuah institusi pendidikan yang terkenal dengan komitmennya terhadap pengembangan karakter, baru-baru ini mengadakan acara Ragamuda. Sebagai respon terhadap krisis persatuan yang terjadi, Kanisius gencar mengadakan dan mendukung kegiatan yang memberikan dampak positif dalam banyak aspek bagi siswanya sendiri dan negara. Krisis persatuan yang sudah menjadi keprihatinan sejak lama akhirnya melahirkan acara Ragamuda. Pada dasarnya, Ragamuda bertujuan untuk mempersatukan pemuda se-Jabodetabek dan menyuarakan suara mereka kepada masyarakat luas seputar persatuan pemuda di tanah air Indonesia yang masih berjaya.
Ragamuda pada awalnya lahir pada tahun 2017 yang didasari pada keprihatinan OSIS Kolese Kanisius dan SMA Al-Izhar Pondok Labu (AIPL) akan sikap apatis pemuda dalam merespon tindakan pemicu perpecahan. Pada tahun tersebut, politik identitas dan tindakan intoleransi sedang marak terjadi, khususnya di Jakarta. Namun, generasi muda sebagai calon penerus bangsa tidak memberikan respon apapun terhadap permasalahan yang terjadi. Melihat hal tersebut, Kolese Kanisius dan AIPL berinisiatif untuk mewadahi pemuda dalam bersuara di bawah naungan bendera persatuan.
Tahun demi tahun berlalu, Ragamuda kerap mewarnai kemeriahan ulang tahun Republik Indonesia dengan dilakukannya pawai pemuda yang menyuarakan persatuan di area Car Free Day (CFD) sekitar Bundaran HI dan Sarinah, Jakarta Pusat. Pawai ini diadkan dengan tujuan untuk melestarikan budaya dan menyuarakan persatuan di tengah masyarakat. Sebagai bentuk upaya untuk memeriahkan acara, beragam sekolah yang berdomisili di sekitar Jabodetabek turut diajak untuk terlibat dalam gerakan pemuda ini.Â
Pada tahun ini, bulan kemerdekaan Indonesia juga kerap dimeriahkan dengan acara Ragamuda 2024 yang berlangsung pada tanggal 25 Agustus 2024. Perjalanan Ragamuda sejak tahun 2017 cukup panjang. Karena itulah, Ragamuda 2024 diadakan sebagai terobosan baru yang lebih meriah dan berpengaruh terhadap masyarakat luas. Ragamuda 2024 menjadi pelopor yang melibatkan lima sekolah kolaborator lain, yaitu SMA Al-Izhar Pondok Labu, SMAS Pangudi Luhur Brawijaya, SMK Santa Maria Jakarta, Mentari Intercultural School Jakarta, dan Penabur Secondary School. Lalu, jumlah peserta kegiatan yang menyentuh angka 760 orang menjadi bukti bahwa acara ini mampu memengaruhi generasi muda untuk berani bertindak di tengah masyarakat.Â
Ragamuda pada tahun ini mengusung tema "Rayakan Semarak Persatuan." Tema tersebut sangat sesuai untuk menjawab keprihatinan bangsa Indonesia pada saat ini terkait dengan krisis persatuan. Melalui tema ini, pemuda dan masyarakat luas diajak untuk menggelorakan persatuan di atas tanah air kita. Sebagai bentuk umpan balik dari keberhasilan tema pada Ragamuda tahun ini, banyak masyarakat yang menyatakan bahwa acara di tahun ini sangat memengaruhi masyarakat untuk mengenal budaya Indonesia lebih dalam dan menyuarakan persatuan antarsesama. Hal tersebut tercermin dari banyaknya masyarakat di sekitar area CFD yang turut ambil bagian dalam rangkaian acara Ragamuda 2024.
Perjalanan kemerdekaan Indonesia yang didasari oleh persatuan sudah berjalan cukup lama. Generasi muda sebagai calon penerima estafet pengabdian terhadap negara menempati posisi penting. Maka dari itu, hadirnya Ragamuda dari tahun ke tahun merupakan sebuah upaya Kolese Kanisius dan AIPL untuk meningkatkan kesadaran pemuda dalam menjaga persatuan di negara yang beragam ini. Pemuda selalu diingatkan akan penting dan indahnya toleransi di tengah keberagaman. Sebagai generasi muda, bijak dalam bertindak dan berani bersuara merupakan syarat dasar untuk menjadi seorang penerus bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI